Ciptakan Tren Baru, OXO Group Indonesia Kembangkan Properti Berkonsep Boutique Lifestyle di Bali
ihgma.com, Jakarta – Bali kini telah menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat kenaikan harga properti cukup signifikan. Hal ini didorong dengan masifnya sektor pariwisata di daerah tersebut.
Tak hanya warga lokal ataupun Indonesia saja, tetapi warga negara asing juga turut mendapatkan keuntungan dari bisnis properti di Bali.
Melihat hal ini, warga negara Rusia, Ukraina, Timur Tengah, Eropa, bahkan Amerika mulai melirik bisnis properti di Pulau Dewata ini.
Founder dan CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck menyebut bahwa pasar properti di Bali telah terbukti resilience ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Menurutnya, ketika awal pandemi melanda, semua terdampak. Namun di sisi lain, pandemi juga memunculkan celah pasar properti baru, yaitu pasar properti berkonsep boutique lifestyle.
“Hal ini dimungkinkan karena pada saat pandemi, semua orang bisa bekerja dari mana saja, dan Bali menjadi salah satu tujuan utama dari tren baru ini. Yang lebih mengagetkan adalah tren tersebut masih bertahan hingga saat ini, dan hal ini menjadi ‘bahan bakar’ untuk pasar properti berkonsep boutique lifestyle,” kata Johannes Weissenbaeck kepada awak media seperti dikutip dari Industry, Senin (26/2/2024).
Dirinya mengungkapkan, tiga tahun lalu pada saat awal Covid-19, jumlah villa di kawasan Canggu hanya sekitar 3.200 unit. Sementara saat ini sudah lebih dari 5.000 unit kamar villa yang siap disewakan. Jumlah tersebut digadang bakal terus bertambah seiring waktu.
“Hal yang unik, kami bisa menjual habis dua proyek pengembangan kami di kawasan Canggu selama pandemi,” ungkapnya.
Saat ini, OXO telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
“Kami menyebut OXO sebagai Small Giant. Mungkin kami kecil dari ukuran, namun kami memiliki visi menjadi pemain kelas dunia dalam beberapa tahun ke depan,” jelasnya.
Menurutnya, OXO merupakan perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang.
“Kami bahkan telah menerapkan Zero Waste dalam setiap proyek properti kami, dan kami telah melakukan semua hal tersebut sejak awal kami berdiri,” katanya.
Bukan hanya menerapkan gaya hidup berkesinambungan, OXO juga merangkul komunitas disabilitas lokal guna mendukung usaha mereka.
“Ini adalah sesuatu yang selalu kami lakukan, yaitu memberi dampak kepada komunitas lokal. Melalui pemberdayaan komunitas disabilitas sebagai pendukung usaha OXO, kami mencoba membantu mereka untuk bisa lebih mandiri dan kreatif,” pungkas Johannes.
Johannes sendiri merupakan seorang wirausahawan kreatif, visioner, pemikir lateral dan pembicara publik dengan lebih dari 25 tahun pengalaman bisnis di Inggris, Australia, Austria, Jerman dan Indonesia.
Pada akhir tahun 2014, Johannes pindah ke Bali dan mengembangkan properti pertama OXO, yaitu villa mewah Chameleon, yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan internasional.
Sejak saat itu, Johannes terus mengembangkan OXO menjadi salah satu perusahaan pengembangan dan pengelolaan properti butik terkemuka di Bali.
Belum lama ini, OXO menjalin kolaborasi strategis dengan ONE Global Capital serta Nuanu. “Kami percaya, kolaborasi ini akan semakin mempercepat realisasi visi kami menuju pasar dunia,” ucap Johannes.
ONE Global Capital adalah perusahaan platform investasi besutan Iwan Sunito. Sementara Nuanu diprediksi menjadi kawasan Hot Spot baru seluas 50 hektare di Bali setelah Canggu dalam satu hingga tahun ke depan.