Cerita Chef Arnold Poernomo Saat Persiapan Dinner KTT ASEAN: Tidur Cuma 3 Jam
ihgma.com – Chef Arnold Poernomo didaulat sebagai kepala koki bersama Chef Degan Septoadji saat perhelatan gala dinner KTT ASEAN ke-43 beberapa waktu lalu. Rupanya, di balik kesuksesan acara makan malam tersebut, ada perjuangan tim yang menjadi fakta menarik.
Gala dinner KTT ASEAN ke-34 telah terselenggara secara sukses dan megah. Makan malam dengan panggung hiburan apik tersebut memukau banyak kepala negara. Bukan hanya hiburan yang disuguhkan, melainkan hidangan utama yang juga tak kalah memuaskan.
Gala dinner tersebut mengangkat tema “Nusantara The Forest”, Chef Arnold dan Chef Degan bekerja bersama 88 tim dapur dan 350 pramusaji untuk melayani 400 undangan yang hadir.
Dalam daftar menu yang dibuat menyuguhkan sejumlah makanan tradisional khas dari berbagai daerah di Indonesia. Daftar menu pun terbagi menjadi kategori hidangan untuk tamu VIP dan VVIP.
Chef Arnold yang saat dtemui beberapa waktu di sebuah restoran di Menteng, Jakarta Pusat, membagikan suka dukanya saat mengerjakan proyek makan malam kenegaraan itu.
Menurut koki yang juga merupakan juri program memasak itu, dia harus merancang makan malam dengan sejumlah protokol yang ketat, persiapan panjang, hingga mengorbankan waktu tidurnya.
“Ada protokol. Kita enggak tidur, kita prep, good security, paspampres, bahan baku kalau misalnya berubah, dan lain-lain,” ujarnya seperti dikutip dari Kumparan.
Selanjutnya, Chef Arnold mengaku sebenarnya dia tidak boleh membocorkan, kalau mereka pun harus selalu siap, bahkan hanya sempat tidur tiga jam sehari.
“Gimana kita harus standby, itu kenapa, kok kita tidur tim cuma 3 jam sehari,” tambahnya.
Tim dalam gala dinner tersebut, diungkap chef Arnold terdiri dari beberapa kepala chef, adapula yang merupakan anak muda dan senior. Tidak semua anggota tim pernah bekerja bersama sebelumnya. Dia juga melewati kesulitan dalam menyatukan pendapat para anggota tim yang tak jarang berbeda-beda.
Meskipun mengalami beberapa kesulitan, tapi chef Arnold mengatakan bahwa seluruh anggota tim hanya memiliki tujuan utama untuk mensukseskan gala dinner KTT ASEAN.
“Jadi benar-benar, it’s a humbling experience untuk semuanya. Di mana kita tidak ada, ‘oh gue musti kayak gini-gini’, ‘maunya di panggung’, benar-benar panggungnya untuk mensukseskan KTT,” ucapnya.
Pengalaman menjadi kepala chef dalam acara besar seperti ini pun bukan kali pertama bagi Chef Arnold, meski begitu dirinya merasa pengalaman tersebut tetap menjadi cerita yang membanggakan buatnya.