ihgma.com, Batu : Persatuan Hotel dan Restoran Republik Indonesia (PHRI) Kota Batu antisipasi dampak dari efisiensi belanja pemerintah yang diprediksi memperketat persaingan harga hotel di Kota Batu. Pembatalan kegiatan instansi pemerintah di hotel-hotel membuat pengelola mencari alternatif agar okupansi tetap stabil.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi, tidak menampik kondisi ini. Ia menjelaskan bahwa pada akhir pekan, hotel masih diisi wisatawan dan tamu korporat. Namun, pada hari kerja, biasanya hotel mengandalkan tamu dari instansi pemerintah.
“Pasti ada hotel yang menurunkan harga demi menarik tamu pengganti. Tapi, jika terlalu rendah, justru bisa merugikan,” ujarnya, seperti dikutip dari RRI pada Sabtu (8/2/2025).
Menurutnya, hotel tidak bisa sembarangan menurunkan tarif di bawah batas minimum kelasnya. Misalnya, hotel bintang tiga tidak mungkin menyamakan harga dengan hotel bintang dua. Oleh karena itu, hotel harus mencari pasar lain seperti tamu korporat dan wisatawan reguler.
Sebagai langkah antisipasi, PHRI Kota Batu menggencarkan kolaborasi dengan swasta dan agen perjalanan.
“Awal Ramadan nanti, akan ada tur gabungan ke Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menarik wisatawan ke Kota Batu,” ungkap Sujud optimistis.
Meski tekanan harga semakin berat, ia menekankan pentingnya inovasi dan strategi pemasaran adaptif. PHRI berharap hotel-hotel tidak hanya mengandalkan tamu instansi pemerintah, tetapi juga bisa menarik wisatawan reguler melalui promosi dan kerja sama lebih intensif.