Pembangunan Hotel di Bali Diminta Lebih Perhatikan Tatanan Terutama Pada Tempat Suci
ihgma.com, Denpasar – Pengamat Pariwisata, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, B.Sc., M.Par, menjelaskan hendaknya pembangunan hotel, villa dan resort di Bali memerhatikan tatanan yang berlaku.
Terlebih terhadap tempat tempat dianggap suci. Di mana kini banyak resort yang memanfaatkan tebing menjadi nilai jual saat ini. Tentu keselamatan harus menjadi point penting. Dengan itu, pemerintah daerah diharapkan bisa memperhatikan izin pembangunan yang diberikan.
Prof Anom mempertanyakan apakah pembangunan resort di pinggir jurang itu tidak melanggar sepadan jurang?
Dia meminta pemerintah daerah khususnya Kabupaten/Kota lebih memerhatikan hal tersebut. Terutama dalam mengeluarkan izin atas pembangunan.
Guru Besar Universitas Udayana ini pun mengatakan, seperti pembangunan yang berada di dekat pura, harus memerhatikan radius berapa yang boleh dibangun. Hal tersebut untuk menjaga kesucian pura.
“Anjungan itu kan angker. Tapi pengertian angker di sini bukan musrik, namun lebih ke lokasi yang medan terjal. Sama halnya menjaga kesucian pura, radius tertentu kita tengetkan (sucikan),” jelasnya seperti dikutip Tribun Bali, Sabtu 9 September 2023.
Lebih lanjut Prof Anom menyebutkan, seperti pembangunan kereta gantung, ayunan (swing) di Bali harus hati-hati, karena dikhawatirkan akan mengganggu kawasan suci.
Semisal ada pura atau tempat-tempat suci di bawahnya. Demikian pula dalam pembangunan di pinggir jurang ataupun lembah. Diharuskan memerhatikan kondisi di bawah.
“Jangan semua dilabrak (pembangunan). Karena sering ada beji (pemandian suci) atau tempat suci di bawah,” terangnya.
Selain mengganggu kawasan suci, tentu pembangunan yang kurang memerhatikan tatanan yang berlaku akan membahayakan. Di sisi lain pula Prof Anom mengatakan, bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan wisatawan.