ihgma.com, Jakarta – Mass Rapid Transit Corporation (MRT Corp) Malaysia dan konglomerat Sunway Group siap bekerja sama untuk membangun kompleks pusat perbelanjaan dan hunian raksasa di Johor Bahru. Hal ini setelah keduanya menandatangani perjanjian kemitraan strategis proyek senilai 2,6 miliar ringgit (Rp 9,5 triliun) itu, Kamis.
Mengutip CNBC Indonesia dari Channel News Asia (CNA), Jumat (14/2/2025), proyek tersebut akan terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan tempat parkir mobil. Nantinya, fasilitas itu akan terhubung langsung ke stasiun Sistem Angkutan Cepat (RTS) Link Johor Bahru-Singapura.
Pembangunan seluas 1,71 hektar. yang akan diintegrasikan dengan stasiun Bukit Chagar RTS Link dan kompleks imigrasi Johor Bahru, akan dibangun selama sekitar delapan tahun. Ini adalah pembangunan terpadu pertama dengan skala seperti itu yang dibangun di Johor dan konstruksi dijadwalkan akan dimulai bulan depan.
“Kemitraan pemerintah-sektor swasta antara MRT Corp dan Sunway akan memperlihatkan kepada dunia apa yang dapat dilakukan oleh pengembang Malaysia. Ini adalah model yang menampilkan rel dan properti yang layak untuk jangka panjang,” kata Menteri Perhubungan Anthony Loke.
Secara rinci, bangunan proyek ini akan memiliki 1.550 tempat parkir mobil dan lebih dari 1.000 tempat parkir sepeda motor. Pada tahap pertamanya, tempat parkir sepeda motor dan sekitar 850 tempat parkir mobil diharapkan selesai pada 30 November 2026, tepat waktu untuk dimulainya operasi RTS Link pada akhir tahun 2026.
Apartemen berlayanannya serta fasilitas lainnya, yang meliputi fasilitas pendidikan dan pusat kesehatan dan kebugaran, diharapkan siap pada kuartal pertama tahun 2033. Namun, belum ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang berapa banyak gerai ritel, unit apartemen atau kamar hotel yang akan ditempati proyek tersebut.
Karena ukurannya yang cukup besar, Loke menyebutkan pembangunan tersebut akan dihubungkan dengan jalan-jalan di sekitarnya. Pekerjaannya juga akan dilakukan untuk meminimalkan kemacetan di masa mendatang.
“Selama jam sibuk, kami juga berharap penumpang akan menggunakan mal dan layanan lain di area tersebut untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas,” tambahnya.
Perkembangan RTS Link
Sementara itu, proyek RTS Link Johor Bahru-Singapura juga terus dikebut. RTS Link sepanjang 4 km antara JB dan Singapura diharapkan mulai beroperasi pada akhir tahun depan.
RTS Link ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Causeway, salah satu penyeberangan perbatasan tersibuk di dunia, dengan mengangkut hingga 10.000 penumpang per jam sekali jalan dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar lima menit. Saat layanan RTS Link mulai beroperasi, waktu tempuh lintas batas diperkirakan akan berkurang menjadi 15 menit dari 1,5 jam saat ini selama jam sibuk.
“Lebih dari 80% pekerjaan infrastruktur sipil telah selesai di sisi proyek Singapura, dan pekerjaan infrastruktur sipil di Malaysia telah mencapai 93% penyelesaian,” kata Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura, MRT Corp, dan RTS Operations (RTSO) pada 29 November tahun lalu.
RTSO adalah perusahaan patungan yang dibentuk pada tahun 2020 antara operator kereta Singapura, SMRT, dan perusahaan Malaysia, Prasarana, untuk menjalankan layanan kereta api.
Pekerjaan infrastruktur sipil perkeretaapian di Malaysia meliputi depo pemeliharaan, Stasiun Bukit Chagar, serta jembatan layang darat dan laut. Infrastruktur perkeretaapian proyek RTS Link kini juga sudah terhubung dari ujung ke ujung dari Depo Wadi Hana di Johor hingga Woodlands North di Singapura.