ihgma.com, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa peringkat Indonesia dalam Indeks Kinerja Pariwisata atau Travel Tourism Development Index (TTDI) mengalami peningkatan dan menjadi tertinggi kedua di Asia Tenggara pada 2024.
Berdasarkan TTDI oleh World Economic Forum (WEF) yang dirilis pada Selasa (21/5/2024) lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-22 dari 119 negara alias naik sebanyak 10 peringkat dari TTDI 2021. Berkat kenaikan peringkat tersebut, RI menjadi negara kedua dengan indeks kinerja pariwisata terbaik di Asia Tenggara (ASEAN).
“Kita apresiasi dan Alhamdulillah posisi kita peringkat ke-22 [dunia],” kata Sandi dalam acara Apresiasi Peningkatan Peringkat TTDI 2024 Indonesia di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, seperti dikutip dari CNBC Indonesia pada Rabu (19/6/2026).
Sandiaga mengatakan, kenaikan peringkat TTDI pada 2024 ini memberikan dampak luas terhadap Indonesia, terutama pada sektor investasi dan jumlah tenaga kerja dalam sektor pariwisata. Menurutnya, indeks kinerja pariwisata menjadi salah satu aspek yang diperhatikan para investor sebelum menanam modal di Tanah Air.

“Multiplier effect-nya ini besar karena sekarang investor itu melihat posisi kita di mana? Indonesia sekarang sudah di atas Belgia, New Zealand (Selandia Baru), dan Turki. Jauh di atas ekspektasi,” ujar Sandi.
“Investasi kita lihat pasti akan meningkat, InsyaAllah. Jumlah tenaga kerja pariwisata itu akan meningkat dan dampak ekonominya semakin besar,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Dessy Ruhati mengatakan bahwa Indonesia unggul dalam lima pilar yang dinilai dalam TTDI, yakni Prioritization of T&T (Prioritas Perjalanan dan Pariwisata), T&T Demand Sustainability (Keberlanjutan Permintaan T&T), Natural Resources (Sumber Daya Alam), Socio-economic Impact (Dampak Sosial dan Ekonomi), dan Cultural Resources (Sumber Daya Budaya).
Namun, Dessy juga mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami penurunan pada pilar Safety and Security (Keselamatan dan Keamanan), Prioritization of T&T (Prioritas T&T), Openness to T&T (Keterbukaan terhadap T&T), Air Transport Infrastructure (Infrastruktur Transportasi Udara), Tourist Services & Infrastructure (Layanan & Infrastruktur Wisatawan), dan Non-Leisure Resources (Sumber Daya Ekspatriat).
Secara rinci, pada 2024 Indonesia naik 10 peringkat jika dibandingkan dengan TTDI 2021, yakni menjadi ke-22 dari sebelumnya ke-32 di dunia. Sementara itu negara tetangga terdekat RI, Malaysia “hanya” menempati peringkat ke-35 global. Sedangkan Thailand menduduki urutan ke-47 global.
Adapun, satu-satunya negara di ASEAN yang unggul di atas Indonesia dalam peringkat TTDI 2024 adalah Singapura, yakni ke-13.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata periode 2014-2019, Arief Yahya mengaku bangga atas pencapaian Indonesia yang mampu unggul jauh di atas Malaysia dalam peringkat TTDI. Terlebih, Indonesia sempat jauh di bawah Malaysia dan Thailand pada 2013 lalu, yakni peringkat ke-70. Pada saat itu, Malaysia menduduki peringkat ke-34 dan Thailand ke-43.
“Satu hal yang memuaskan itu Indonesia ada di atas Malaysia dan Thailand. Cita-cita saya sebenarnya hanya ranking 30. Jadi, ranking 22 ini di atas ekspektasi. Ini warisan mungkin yang tertinggi,” kata Arief Yahya.
Sedangkan, Wakil Menparekraf, Angela Tanoesoedibjo menilai bahwa peningkatan peringkat TTDI ini mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Terlebih, TTDI ini merupakan penilaian dari lembaga independen.
“Dengan parameter-parameter yang ada, itu, kan, sudah menjadi tolok ukur nilai bahwa Indonesia posisinya bagus,” kata Angela.
“Saya rasa ini juga senada dengan yang dirasakan oleh wisatawan, yaitu “Oh, iya Indonesia dibandingkan negara-negara yang ada di dalam tabel itu termasuk bagus di beberapa parameternya”. Oleh karena itu pastinya karena pengalaman mereka yang baik juga akan terus meningkatkan jumlah wisatawan,” sambungnya.