Di Pertemuan Menpar Sedunia, Sandiaga Bicara Sertifikasi SDM Pariwisata

0

ihgma.com, London – Di acara pertemuan menteri pariwisata sedunia, Menparekraf Sandiaga Uno menekankan pentingnya sertifikasi dan kompetensi SDM pariwisata.

Saat berbicara dalam acara “The Ministers Summit” di ajang World Travel Market (WTM) London, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, dari target 15 juta tenaga kerja pariwisata Indonesia pada 2024, sebagian besar belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar nasional, maupun internasional.

“Dengan sertifikasi, tenaga pariwisata dapat meningkatkan keterampilan dan profesionalismenya dalam melayani pengunjung sesuai standar. Sertifikasi bagi pekerja juga mendorong dunia usaha dan industri pariwisata mematuhi peraturan dan standar yang ditetapkan atas layanan dan proses bisnis mereka yang berkelanjutan, sehingga menghasilkan pengalaman wisata yang lebih baik bagi wisatawan,” kata Sandiaga Uno dalam keterangan persnya seperti dikutip dari Detik Travel, Rabu (8/11/2023).

Kemenparekraf menargetkan sebanyak 45 ribu pekerja pariwisata dapat tersertifikasi sebagai profesional di bidang pariwisata yang bersertifikat nasional dan internasional sesuai dengan bidang keahlian dan bidang pekerjaannya.

Khususnya SDM di 6 destinasi pariwisata prioritas Indonesia yakni Danau Toba (Sumut), Wakatobi (Sultra), Labuan Bajo (NTT), Lombok (NTB), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Yogya dan Jateng), serta Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).

Dalam proses sertifikasi, Kemenparekraf akan berkolaborasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Sertifikasi ini nantinya akan menghadirkan tenaga pariwisata yang kompeten dan berkualitas di bidang pariwisata.

“Hal ini diharapkan mampu menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha bagi SDM pariwisata yang kompeten dan berkelanjutan,” imbuh Sandiaga.

Kemenparekraf juga menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya desa wisata, agar keterampilan yang diajarkan kepada siswa bisa memenuhi kebutuhan industri.

“Saat ini politeknik pariwisata di bawah naungan kami sudah menerapkan ASEAN Common Competency Standard for Tourism Profession (ACCSTP) dan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) yang berbasis industri, fleksibel, dan terstruktur dengan baik untuk enam bidang pekerjaan (sektor perhotelan dan perjalanan) di sektor pariwisata. Keenam politeknik pariwisata tersebut menjadi pilot project yang menjadi contoh bagi lembaga pendidikan vokasi lainnya di kawasan ASEAN,” ujar Sandiaga.

Poltekpar di bawah naungan Kemenparekraf juga telah menjalin hubungan erat dengan masyarakat melalui program pengabdian masyarakat di desa wisata. Para dosen dan mahasiswa terlibat aktif dalam program pengembangan masyarakat yang memungkinkan mereka mendapatkan pengalaman langsung sekaligus menyelesaikan permasalahan nyata di desa wisata dan memberdayakan masyarakat.

“Kami juga menyadari masih banyak yang bisa dilakukan untuk menyelaraskan kebutuhan industri pariwisata dan perluasan ke bidang lain. Oleh karena itu, salah satu inisiatif yang kami ambil adalah dengan menjadi negara terdepan dalam pembahasan Standar Kompetensi ASEAN untuk MICE dan Event Profesional,” tutup Sandiaga.

Leave A Reply

Your email address will not be published.