Bukan di Yogya, Jogja International Batik Biennale 2023 akan Dipusatkan di Sarinah Jakarta

0

ihgma.com, Yogyakarta – Perhelatan pameran batik dua tahunan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2023 bakal berpindah lokasi bukan di Yogyakarta. Perhelatan tahun ini akan dipusatkan di Sarinah, Jakarta, yang  pembukaannya dimulai pada Jumat, 23 Juni 2023.

“Mengapa Jakarta? Agar batik Yogya bisa semakin bergema lebih luas melalui jejaring ibu kota,” kata Ketua Panitia JIBB Gatot Saptadi seperti dilansir dari Tempo, Kamis, 22 Juni 2023.

Jogja International Batik Biennale Digelar 6 Bulan

Perhelatan yang akan digelar selama enam bulan atau hingga Desember 2023 itu, kata Gatot, akan diikuti puluhan kelompok perajin batik asal Yogyakarta. Tema utama dalam perhelatan tahun ini yakni Batik Daur Hidup, yang menggambarkan setiap tahapan kehidupan manusia mulai lahir hingga meninggal.

“Tiap motif batik memiliki makna berbeda, Batik Daur Hidup yang jadi tema tahun ini menggambarkan siklus hidup manusia dari lahir sampai meninggal,” kata dia.

Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menutup ajang Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021, November 2021 di Pendapa Agung Kedhaton Ambarrukmo, Sleman Yogyakarta. Dok.istimewa
Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menutup ajang Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021, November 2021 di Pendapa Agung Kedhaton Ambarrukmo, Sleman Yogyakarta. Dok.istimewa

Misalnya saja, saat ada peristiwa duka seperti sripah atau orang meninggal maka ada motif batik tertentu untuk mewakilkan ungkapan penggunanya. Begitu halnya  saat peristiwa sukacita seperti kelahiran atau pernikahan, motif batik yang relevan pun ada dengan gambaran suasana itu.

Korelasi Motif Batik dalam Kehidupan

Seperti saat pernikahan, pengantin biasanya memakai kain batik dengan motif Nitik Cakar dengan maksud calon pengantin saat berumah tangga pandai mengelola keuangan keluarga dan bertanggung jawab. “Korelasi motif batik dengan siklus sosial hidup manusia itu yang ingin disampaikan ke masyarakat luas pada ajang ini,” kata Gatot.

Anggota Badan Jogja Kota Batik Dunia, Sardi menuturkan dalam ajang ini, masyarakat diajak mengenal lebih dalam aneka motif batik Jawa terutama Yogya dan penggunaanya. Seperti jenis batik lurik yang populer. Penggunaannya ditujukan saat prosesi akhir tradisi upacara mitoni atau siraman.

“Tradisi siraman ini dilakukan dengan tujuh sumber air, jumlah batik yang dipakai biasanya pun ada tujuh jenis, yang terakhir dengan motif lurik,” kata dia. Motif lurik yang dipakai saat mitoni ataupun siraman jenisnya berbeda. Dengan filosofi sebagai kain tolak bala atau pelindung.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti mengatakan gelaran JIBB 2023 juga menjadi bentuk pertanggungjawaban Yogyakarta yang telah ditetapkan menjadi Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia (WCC-World Craft Council) pada tanggal 18 Oktober 2014 lalu. “Salah satu syarat untuk mempertahankan predikat tersebut,  dua tahun sekali World Craft Council melakukan evaluasi,” kata dia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.