Bali Dinilai Cocok Jadi Destinasi Utama Wisata Kesehatan

0

ihgma.com, Denpasar – Bali rupanya masih punya sejumlah potensi wisata yang dapat digali. Termasuk wisata kesehatan yang dinilai bakal menguntungkan.

Wacana Bali sebagai destinasi utama wisata kesehatan ini muncul dari data yang menunjukkan banyaknya pasien kanker di Indonesia. Jumlahnya mencapai 400 ribu orang di mana 50 persen di antaranya meninggal. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pasien kankermasih dapat ditangani di Indonesia.

“Kita punya banyak rumah sakit dan oncologist yang siap menangani dan melayani. Meski demikian hingga hari ini masih banyak orang Indonesia yang berobat ke luar negeri,” ujarnya di Kampus United in Diversity (UID), Kura Kura Bali seperti dilansir Detik Travel, Minggu (5/3/2023).

Orang Indonesia yang berbondong-bondong ke luar negeri untuk berobat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). “2 miliar dollar Amerika dihabiskan setiap tahun untuk berobat di luar negeri. Ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus mampu mengobati semua penyakit di Indonesia” ujar Jokowi ketika meresmikan pembangunan Rumah Sakit Majo yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur dua tahun lalu.

Semua panelis yang mewakili pemerintah pusat dan Bali, industri kesehatan dan pelayanan kesehatan, masyarakat dan media mendukung keinginan Presiden dan sepakat dengan rencana Pemerintah untuk menjadikan Bali destinasi utama wisata kesehatan.

“Bali punya kelebihan dan karakter yang tidak dimiliki oleh daerah lain yang membuatnya cocok menjadi pusat pencegahan, perawatan dan pemulihan semua penyakit termasuk kanker” ujar Tantowi Yahya, Presiden UID Foundation, dalam rilis yang diterima detikcom.

Dialog tingkat tinggi ini dilaksanakan atas kerjasama UID dengan OneOnco dan Kalbe Farma dalam rangka memperingati Hari Kanker Dunia ini berlangsung sukses. Banyak info dan data menarik yang disampaikan dan ditanyakan ke panelis dan juga ke Menkes.

Meski Bali bisa dikatakan siap khususnya di infrastruktur utama seperti rumah sakit, Bali masih kekurangan SDM yang terampil yang sesuai dengan kualifikasi klinisi dan medikasi internasional. Tidak bisa hanya mengandalkan keramah tamahan. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan sebelum pasien domestik dan internasional datang “menyerbu” Bali.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.