Salah satu hotel butik ternama di Ubud, Adhiwana Resort mulai ekspansi mengembangkan bisnisnya dengan membangun brand Adhiwana sebagai operator hotel butik di Indonesia.
Adhiwana awalnya merupakan resort yang dikembangkan oleh pengusaha lokal Ubud sejak 2018, dengan resort pertama Adhiwana Resort Jembawan. CEO Adiwana Hotel & Resort, Made Adiguna Kusuma menjelaskan ketika membuka Adiwana Jembawan, di tahun pertama respon pasar langsung bagus, terlihat dari tingkat hunian kamar yang selalu penuh oleh wisatawan mancanegara.
Berhasil dengan Adiwana Jembawan, Adiguna kemudian mulai membuka resort baru di Ubud dengan konsep dan brand yang sama. Resort baru ini juga mampu menarik minat wisatawan untuk menginap, rata – rata okupansi bisa tembus 95%. Mayoritas tamu Adhiwana berasal dari Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Adiguna menjelaskan sengaja mengambil segmen hotel butik dengan kamar sedikit dibandingkan hotel bintang maupun city hotel. Jumlah kamar di Adiwana Resort 20-40 kamar.
Menurutnya hotel butik lebih cocok dengan Ubud yang menawarkan kenyamanan dan kedekatan alam kepada wisatawan. Selain itu di Ubud juga ada aturan atau kearifan lokal yang melarang bangunan melebihi lantai tiga.

Keberhasilan Adiwana Resort ternyata menarik minat investor untuk join atau bergabung membangun jaringan hotel sejenis. Adiguna pun menangkap peluang tersebut dan menjadikan Adiwana Resort sebagai operator hotel, yang perannya dalam pengelolaan operasional hotel. Sejak membuka peluang bagi investor luar, Adiguna menjelaskan minat investor untuk bergabung cukup tinggi, terutama dari investor dalam negeri.
Walaupun terbilang baru sebagai operator hotel, Adiwana Hotel & Resort sudah banyak menarik investor. “Hingga saat ini kami sudah mengelola 20 resort, itu termasuk resort milik kami langsung dan resort yang pembangunannya hasil kerjasama beberapa investor. Lokasi resort kami ada di Ubud, kemudian di Nusa Penida, hingga di Natuna Kepulauan Riau. Di Ubud yang sekarang lumayan banyak kami bangun, ada sekitar tiga resort dalam proses pembangunan,” jelas Adiguna seperti dikutip dari Bisnis, Senin (1/4/2024).
Dengan ekspansi yang berkembang pesat , Adiguna mengaku sebenarnya tidak memiliki target secara kuantitas dalam ekspansi hotel baru. Sebagai operator hotel, Adiguna berprinsip kualitas investasi dan operasional harus menjadi pertimbangan utama, jika target ekspansi hotel secara kuantitas dipatok tinggi, dikhawatirkan akan mengurangi kualitas operasional atau layanan kepada tamu.
Menurutnya walaupun jumlah hotel sudah banyak di Bali, investor yang antre ingin bergabung banyak, menandakan investasi hotel dan restoran di Pulau Dewata masih berpotensi untuk berkembang, terutama hotel butik. “Secara potensi investasi hotel di Bali masih terbuka, terlihat dari investor yang masuk ke kami, banyak juga yang konsultasi soal peluang investasi di Ubud,” ujar Adiguna