Yogyakarta Menggelar Promosi Wisata Jogja International Travel Mart
ihgma.com, Yogyakarta – Pemerintah DI Yogyakarta menggelar acara Jogja International Travel Mart atau JITM 2021. Agenda promosi wisata itu berlangsung mulai Senin sampai Kamis, 22-15 November 2021 di Hotel Grand Inna Malioboro.
Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam X mengatakan, Jogja International Travel Mart ini merupakan sarana yang dapat menginspirasi calon wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, untuk memilih liburan di berbagai destinasi wisata di Yogyakarta. “Pandemi selama dua tahun terakhir ini bukan alasan untuk mengabaikan sektor pariwisata,” kata Paku Alam X di Yogyakarta pada Selasa, 23 November 2021.
Melansir Tempo, Jogja International Travel Mart 2021 merupakan ajang promosi wisata tahunan Pemerintah DI Yogyakarta yang berlangsung sejak 2010. Dalam acara ini, para pembeli sekaligus agen perjalanan wisata dari berbagai daerah dapat bertemu dan bernegosiasi dengan para pelaku usaha pariwisata di Yogyakarta.
Pelaku usaha pariwisata yang turut mengikuti agenda Jogja International Travel Mart antara lain hotel, agen pejalanan wisata, restoran, sampai toko oleh-oleh. Tahun ini, acara tersebut diikuti oleh 45 penjual dari DI Yogyakarta dan 45 pembeli dari Jakarta, Bali, Manado, dan daerah lainnya.
Kendati masih dalam masa pandemi Covid-19, Paku Alam mengatakan, promosi wisata dan pertunjukan seni tetap harus menggeliat. Sebab itu, ajakan agar wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Yogyakarta terus berjalan.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, kunjungan wisatawan di Yogyakarta terus meningkat di masa PPKM Level 2. “Saat ini, jumlah wisatawan yang datang dan terpantau melalui aplikasi Visiting Jogja sebanyak 2.000 sampai 3.000 orang pada hari Senin sampai Kamis. Sementara di akhir pekan mencapai 6.000 sampai 8.000 wisatawan,” uajrnya.
Mengenai pengaturan PPKM Level 3 selama libur Natal dan tahun baru, Singgih mengatakan, belum ada informasi apakah destinasi wisata harus ditutup atau boleh tetap beroperasi. Yang jelas, menurut dia, pemerintah DI Yogyakarta, sudah mengambil ancang-ancang jika terjadi lonjakan kedatangan wisatawan. “Kami mendorong kesiapan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Harus dipastikan jangan sampai kendor,” kata Singgih.