Wisman Mulai Naik ke Bali Berbarengan Dengan Kenaikan Okupansi, Pramana Watu Kurung Akui Itu

0

ihgma.com, Denpasar – Badan Pusat Statistis ( BPS) Bali, mencatat wisatawan mancanegara ( wisman) yang datang langsung ke Provinsi Bali pada April 2023 tercatat sebanyak 411.510 kunjungan. Angka ini naik 11,01 persen, dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 370.695 kunjungan.

Wisatawan yang berasal dari Australia mendominasi kedatangan wisman ke Bali di bulan April 2023 dengan share sebesar 24,97 persen. Sejalan dengan itu, tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi hotel berbintang pada bulan April 2023 tercatat sebesar 44,31 persen.

Naik 4,30 poin jika dibandingkan dengan bulan Maret 2023. Jika dibandingkan bulan April 2022 (y-o-y) yang mencapai 18,98 persen, tingkat penghunian kamar pada bulan April 2023 tercatat naik 25,33 poin. TPK hotel non bintang tercatat sebesar 28,08 persen, naik 2,77 poin dibandingkan bulan Maret 2023.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik, pada hotel berbintang di Bali pada bulan April 2023 tercatat 2,55 hari, naik 0,13 poin dibandingkan dengan capaian bulan Maret 2023 (m-t-m) yang tercatat 2,42 hari.

Pramana Watu Kurung Doc: booking.com
Pramana Watu Kurung Doc: booking.com

Jika dibandingkan dengan capaian bulan April 2022 (y-o-y) yang tercatat 1,95 hari, rata-rata lama menginap pada bulan April 2023 mengalami peningkatan sebesar 0,60 poin.

Pramana Watu Kurung menjadi salah satu akomodasi pariwisata, yang merasakan dampak naiknya okupansi dan kunjungan wisman ini.  Akomodasi wisata yang ada di Ubud Kabupaten Gianyar ini, mengusung konsep villa mengakui saat ini okupansi 100 persen.

Kendati pada awal Juni, Ubud masih musim sepi kunjungan wisatawan (low season), namun villa yang ada di kawasan seni tersebut dihuni wisatawan asing dari sejumlah negara.

Resort Manager Pramana Watu Kurung, Ketut Sumartono mengatakan, okupansi di Ubud dalam kondisi bagus rata-rata diatas 80 persen. Termasuk di Pramana Watu Kurung tingkat hunian atau okupansi di angka 100 persen.

Pramana Watu Kurung Doc: booking.com
Pramana Watu Kurung Doc: booking.com

” Pramana Watu Kurung saat ini kondisi penuh, okupansi 100 persen dengan 25 unit kamar termasuk villa semuanya private pool.

Villa menggunakan bangunan kayu, kita cenderung menggunakan kayu seperti joglo yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk wisatawan,” jelasnya di Ubud, Gianyar seperti dikutip Tribun Bali, , Rabu (7/6).

Lebih lanjut ia mengatakan, karena area villa dikelilingi alam pedesaan menjadikan wisatawan yang menginap bisa memanfaatkan waktu bersantai mereka sembari melihat-lihat kehidupan masyarakat desa sekitar villa.

“Properti kami konsep pasangan bisa honeymoon wisatawan dari Amerika, Inggris, Eropa, Korea, Jepang. Sekarang yang menginap kebanyakan dari Australia dan India,” ungkap Sumartono.

Pemandangan sekitar Pramana Watu Kurung Doc: booking.com
Pemandangan sekitar Pramana Watu Kurung Doc: booking.com

Lanjutnya, untuk lama tinggal wisatawan rata-rata 3 hari 2 malam, namun ada yang sampai seminggu. Wisatawan yang menginap diberikan pengalaman menikmati kehidupan pedesaan masyarakat Bali khususnya Ubud.

“Kita lebih cenderung menekankan kegiatan budaya, adat. Itu yang kita ekspose lebih banyak,” katanya.

Kegiatan tersebut meliputi majejahitan dan menari Bali yang berhubungan adat budaya Bali. Pihaknya juga mengenalkan konsep keharmonisan antara manusia dan alam lingkungan kepada wisatawan.

“Karena konsep yang diterapkan pariwisata berkualitas yang memberikan peluang untuk kearifan lokal itu sendiri dikenal wisatawan. Karena kita ada di lingkungan alam yang masih asri, maka harus dibuat keharmonisan dengan lingkungan. Dengan konsep keharmonisan maka semua akan berjalan baik,” paparnya.

Bahkan saat ini, ada program khusus life conseling and purification, yang membantu tamu hotel bisa rilis dari masalahnya. Di dalamnya selain SPA, juga ada konseling dan bahkan agenda malukat untuk menyeimbangkan energi.

Sales Manager Pramana Watu Kurung, Ratni mengakui untuk pemasaran villa tidak ada kesulitan karena konsep bangunan kayu cenderung disukai wisatawan dari Eropa dan Amerika.

“Dari sisi pemasaran kesulitan tidak begitu, paling gampang menjualnya ke market Eropa dan Amerika karena konsep kayu. Kalau domestik kurang suka,” imbuhnya.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.