Viral Pariwisata ‘Tangan Kosong’ di Kyoto, Cek Penjelasannya
ihgma.com, Jakarta – Kunjungan wisatawan di Kyoto, Jepang tengah meroket. Namun hal ini malah menimbulkan permasalahan sosial di kawasan itu. Akibatnya, Negeri Sakura tengah mendorong kampanye pariwisata baru, yakni ‘Pariwisata Tangan Kosong’. Apa itu?
Dilansir CNBC Indonesia dari Japan Today, Sabtu (13/1/2024), bangkitnya sektor pariwisata usai pandemi cenderung mendorong gelombang turis yang sangat besar atau overtourism. Hal itu menjadi menimbulkan masalah macet dan gesekan turis dan warga lokal. Kondisi ini membuat Pemerintah Kyoto mendorong kampanye pariwisata ‘tangan kosong.’
Pariwisata ‘tangan kosong’ mendorong turis liburan tanpa membawa tas besar atau koper. Sebab, banyaknya barang bawaan ini menimbulkan ketidaknyamanan dan kemacetan.
“Pariwisata tangan kosong bagian dari strategi melawan overtourism yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pengunjung secara keseluruhan,” seperti dikutip dari Detikcom.
Lalu, bagaimana jika turis sudah terlanjur membawa tas?
Pemerintah Jepang sudah mengeluarkan solusi mengenai hal itu dengan menambah perusahaan penitipan bagasi sementara, yang semula hanya ada 4 perusahaan kini menjadi 63 perusahaan.
Jasa penitipan barang ini bisa diintegrasikan dengan Google Maps untuk memfasilitasi pencarian loker terdekat.
Menurut seorang pejabat pemerintahan kota, beberapa pengemudi bus kini telah melaporkan penurunan jumlah penumpang yang membawa tas besar. Saat ini pemerintah kota siap untuk menggalakkan upaya mempopulerkan pariwisata dengan tangan kosong.
“kita perlu mengkomunikasikan informasi yang relevan secara terus menerus dan berulang,” kata Pejabat itu.