Surya Semesta (SSIA) Konsolidasikan Bisnis Hotel ke Operator Gran Melia

0

ihgma.com, Jakarta – Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) melakukan restrukturisasi dengan mengonsolidasikan sejumlah entitas anak yang bergerak di sektor perhotelan ke bawah PT Suryalaya Anindita International (SAI).

Dalam keterbukaan informasi, SSIA menyampaikan rencana restrukturisasi ini mencakup pengalihan seluruh saham perseroan dalam empat entitas, yaitu PT Sitiagung Makmur (SAM), PT Surya Internusa Hotels (SIH), PT Batiqa Hotel Manajemen (BHM), dan PT Surya Semesta Realti (SSR) kepada SAI.

SAI merupakan anak usaha SSIA dengan kepemilikan 86,79%, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai kompensasi atas pengalihan saham, SAI akan menerbitkan saham baru yang seluruhnya dialokasikan kepada SSIA.

SAI bergerak di sektor hospitality dengan mengoperasikan dua hotel berbintang lima yaitu Paradisus by Meliá Bali dan Gran Meliá Jakarta. Adapun, dari laman resminya, Paradisus by Meliá Bali saat ini masih dalam proses renovasi sejak Oktober 2024.

Corporate Secretary Surya Semesta Internusa Yulean menjelaskan bahwa restrukturisasi ini merupakan bagian dari upaya pengelompokan bisnis perhotelan di bawah satu entitas guna meningkatkan efisiensi.

“Rencana restrukturisasi ditargetkan akan selesai paling lambat pada Desember 2025,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, seperti dikutip dari berita Bisnis pada Senin (27/10/2025).

Dengan pelaksanaan restrukturisasi, kepemilikan SSIA terhadap empat entitas tersebut akan tetap dipertahankan secara tidak langsung melalui SAI.

Yulean menambahkan bahwa restrukturisasi internal tersebut tidak akan menimbulkan dampak material terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, ataupun kelangsungan usaha emiten kawasan industri ini.

Berdasarkan laporan SSIA, unit usaha perhotelan membukukan pendapatan sebesar Rp215,6 miliar pada semester I/2025. Raihan ini turun 57,6% dibandingkan Rp508,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja hotel utama perseroan, Gran Melia Jakarta mencatat tingkat keterisian atau occupancy ratesebesar 40,2% atau turun dari 61,7% year on year (YoY).

Namun demikian, tarif rata-rata kamar per malam (average room rate/ARR) meningkat menjadi sekitar Rp1,33 juta dari sebelumnya Rp1,09 juta.

Sementara itu, tingkat keterisian Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (LXR) naik dari 39,5% tahun lalu menjadi 47,8% YoY pada semester I/2025.

ARR hotel ini juga naik menjadi Rp9,12 juta dari Rp9,05 juta pada periode sama tahun lalu. Untuk segmen hotel bisnis, tingkat keterisian jaringan Batiqa Hotels mencapai 68,9% dengan ARR sebesar Rp384.000.

Angka itu naik dibandingkan semester I/2024 yang mencatat tingkat hunian 66,9% dan ARR senilai Rp364.000.

Leave A Reply

Your email address will not be published.