Sebut Polusi Udara Bisa Berdampak Negatif ke Pariwisata, Praktisi: Kesehatan dan Keamanan Kebutuhan Utama Turis

0

ihgma.com, Jakarta – Praktisi pariwisata dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azahari, menyebut polusi udara bisa berdampak negatif ke sektor pariwisata. Sebab, polusi udara bisa berpengaruh terhadap angka kunjungan wisatawan.

“Karena healthy (kesehatan) dan safety (keamanan) kan menjadi kebutuhan utama wisatawan,” ujar Azril kepada Tempo, Minggu, 27 Agustus 2023.

Dalam menghadapi masalah polusi ini, Azril menuturkan penggunaan kendaraan listrik di destinasi pariwisata pun belum cukup menjadi solusi. Menurut dia, perlu ada kebiajakan yang komprehensif.

“Kalau perlu PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) batu bara diberhentikan sementara,” ujar dia.

Sementara upaya lain yang bisa dilakukan, kata Azril, antara lain penerapan sistem ganjil-genap 24 jam, hujan buatan, hingga uji emisi kendaraan dan pabrik. “Perlu ada kebijakan terintegrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,” kata Azril. “Lalu, laksanakan penalty bagi yang melanggar.”

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani mengaku khawatir polusi udara bakal berpengaruh terhadap kunjungan turis Mancanegara ke Indonesia. Terutama kunjungan ke DKI Jakarta. Meskipun hingga saat ini pihaknya belum menerima pengajuan pembatalan.

“Kalau (polusi) begini terus-terusan pasti akan berdampak,” kata Hariyadi ketika ditemui di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Senin seperti dikutip Tempo, 21 Agustus 2023.

Hariyadi khawatir kondisi seperti ini bisa membuat turis mancanegara lebih memilih berwisata ke negara lain yang kualitas udaranya lebih baik. “Orang mau liburan kan mau senang-senang. Kalau kena polutan, ya malas juga. Siapa yang mau pergi?” ucapnya.

Ia pun berharap pemerintah lebih serius mengatasi masalah ini. Soal wacana kebijakan antisipatif melalui penggunaan masker dan mobil listrik, menurut dia, juga tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah. “Selama sumber polutannya enggak dibereskan,” kata dia.

Sementara saat ini, Hariyadi melanjutkan, sumber polusi itu belum diketahui. Meskipun ada sejumlah kemungkinan, seperti dari PLTU batu bara, emisi kendaran bermotor, atau disebabkan kemarau panjang. Karena itu, Hariyadi mengatakan pemerintah mesti serius mencari tahu penyebab masalah udara ini.

“Kalau kebetulan itu dari PLTU, sangat disayangkan ya? Orang sudah investasi PLTU ternyata malah mencemari udara,” kata Hariyadi. “Itu konyol juga. Terus mau diapakan? Ini harus dipikirkan.”

Leave A Reply

Your email address will not be published.