Rupiah Anjlok, Turis Asing Tiba-tiba Ramai ‘Serbu’ RI
ihgma.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah beberapa pekan terakhir turut memicu lonjakan kedatangan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), wisman yang datang ke Indonesia per Mei 2024 sebanyak 1,13 juta orang, naik 7,35% dibanding bulan sebelumnya, dan naik 20,11% dibanding Mei 2023 sebanyak 953,71 ribu orang.
“Penelitian menunjukkan bahwa dampak penetapan harga dolar AS lebih kuat bagi negara-negara wisman yang memiliki pinjaman dolar lebih tinggi,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah di kantornya, Jakarta, seperti dikutip dari CNBC Indonesia pada Senin (1/7/2024).
Meski begitu, Habibullah menegaskan bahwa pengaruh nilai tukar rupiah terhadap total kunjungan wisman itu hanya salah satu faktor dari banyaknya faktor lain. Yakni, masuknya musim liburan secara internasional, seperti hari libur perayaan waisak.
“Kalau dilihat peningkatan jumlah wisman di Mei 2024 dibanding bulan sebelumnya secara umum dikarenakan adanya momen libur internasional di Mei, seperti perayaan waisak. Nilai tukar rupiah hanya salah satu faktor,” tegasnya.
BPS mencatat, jumlah kunjungan wisman per Mei 2024 sudah hampir mendekati masa sebelum merebaknya Pandemi Covid-19. Pada Mei 2019 jumlah kunjungan wisman sebanyak 1,24 juta kunjungan.
Total jumlah kunjungan wisman per Mei 2024 yang sebesar 1,14 juta itu terdiri dari data yang melalui pintu masuk utama sebanyak 987,7 ribu sedangkan yang melalui pintu masuk perbatasan 157,8 ribu.
Untuk data wisman yang melalui pintu masuk utama telah melampai masa sebelum Covid-19 per Mei 2019 yang hanya 959,83 ribu, sedangkan yang melalui pintu masuk perbatasan masih jauh di bawahnya karena periode itu 289,71 ribu.
Berdasarkan kebangsaannya, per Mei 2024 mayoritas berasal dari Malaysia dengan porsi 17,5% dari total wisman periode itu. Diikuti Australia 12%, Singapura 97%, China 8,6%, India 7,1%, Timor Leste 5,2%, Amerika Serikat 3,2%, Inggris 3%, Prancis 2,9%, dan Korea Selatan 28%.
Sebagaimana diketahui, rupiah beberapa pekan lalu memang terus bergerak di kisaran atas Rp 16.400, namun saat ini berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (1/7/2024) dibuka di level Rp 16.345/US$, menguat 0,15% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.