Ribuan Turis Australia Batal ke Bali, 90 Penerbangan Dibatalkan Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
ihgma.com, Denpasar – Ribuan wisatawan mancanegara (wisman) dari Australia batal berkunjung ke Bali.
Mereka pun telah membatalkan booking hotel di Pulau Dewata akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini disebabkan terjadinya pembatalan puluhan penerbangan internasional, terutama menuju dan dari Australia.
Tercatat total 90 penerbangan dibatalkan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga Rabu (13/11), dan 37 di antaranya penerbangan Australia-Bali PP.
Namun, di sisi lain ada juga wisman Australia yang memperpanjang masa menginap di Bali akibat pembatalan penerbangannya ke negaranya.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan akibat pembatalan penerbangan ini, wisatawan yang sudah memiliki reservasi hotel terpaksa membatalkan rencana liburan mereka, sementara mereka yang masih berada di Bali harus memperpanjang masa tinggal.
Dari hitung-hitungan sederhana, sekali penerbangan Australia-Bali minimal diisi 285 orang.cJika dikali 37 penerbangan yang dibatalkan, maka jumlahnya hampir mencapai ribuan wisman. Bahkan bisa tembus angka 10 ribuan.
“Ada (batal booking), satu penerbangan itu bisa mencapai 285 orang sampai 300 orang sekali penerbangan , bayangkan berapa kali penerbangan yang dibatalkan dan Kkedua, yang di sana juga dia nggak bisa (ke Bali), yang balik juga nggak bisa, dia harus extend, memperpanjang masa tinggal,” jelas Rai Suryawijaya seperti dikutip dari Tribun Bali pada, Rabu (13/11).
Menurutnya, kondisi ini tidak terelakkan mengingat situasi alam yang berdampak pada perjalanan udara.
“Penerbangan ke Australia paling banyak (dibatalkan) yang dilakukan setiap hari, ada dari Virgin Airline dan Jet Star,” tambahnya.
Atensi Bersama
Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT menjadi atensi bersama di seluruh instansi komunitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Menanggapi peristiwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dapat kami sampaikan bahwa seluruh instansi komunitas bandara telah menjadikan peristiwa tersebut sebagai atensi bersama,” ujar General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, saat ditemui Rabu (13/11).
Sejak 4 November 2024 lalu penerbangan di Bandara Ngurah Rai terdampak khususnya rute menuju daerah Indonesia Timur dan Australia.
“Beberapa penerbangan di tanggal 4 November, dan penerbangan pada lima hari terakhir yakni tanggal 8 hingga 12 November mengalami pembatalan penerbangan.”
“Di periode tersebut tercatat sebanyak 84 penerbangan domestik dan internasional yang terdampak, terdiri dari 36 penerbangan keberangkatan dan 48 kedatangan,” ujar Syaugi Shahab.
Ahmad Syaugi menyampaikan data pembatalan penerbangan ini masih berkembang terus karena masih dinamis. Namun hingga Rabu siang, sudah tercatat 90 penerbangan yang dibatalkan.
“Untuk Rabu hingga pukul 13.00 WITA terdapat 26 penerbangan domestik, yaitu 13 keberangkatan dan 13 kedatangan yang terdampak. Sementara terdapat 64 penerbangan internasional, yakni 34 keberangkatan dan 30 kedatangan yang terdampak. Atau jika dijumlahkan terdapat 90 penerbangan yang cancel hari ini (kemarin, red),” ungkapnya.
Jika mengacu data, paling banyak penerbangan internasional yang dibatalkan yakni tujuan ke Australia dan sebaliknya mencapai 37 penerbangan (lihat data penerbangan dibatalkan).
Ke-37 penerbangan tersebut dilayani oleh maskapai Jetstar Airways, Virgin Australia, dan Jetstar Asia ke berbagai kota di Australia seperti Darwin, Sydney, Melbourne, Brisbane, Cairns, Gold Coast, Perth dan Adelaide.
Sementara untuk penerbangan domestik, saat ini terdapat lima bandara di Nusa Tenggara Timur yang aktif dilayani dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai yaitu Kuoang (KOE), Labuan Bajo (LBJ), Tambolaka (TMC), Waingapu (WGP), Ende (ENE).
Untuk maskapai regular yang beroperasi pada rute-rute tersebut adalah Indonesia Air Asia, Citilink Indonesia, Garuda Indonesia, Batik Air, Wings Air dan Nam Air.
“Atas peristiwa alam yang berdampak pada penerbangan ini, pihak maskapai memberikan pilihan kepada para penumpang untuk pengembalian dana (refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau pengaturan rute ulang (re-route),” imbuhnya.
Ahmad Syaugi berharap tidak ada lagi pembatalan penerbangan, namun karena ini bencana alam pembatalan pun tak terelakkan.
“Tetapi kalau kita lihat dari peta citra satelit Himawari BMKG yang dikirim, hari ini (kemarin, red) debu vulkanik sudah mulai turun ke bawah, artinya sudah mulai menjauhi area Bali. Arah paparan debu vulkanik juga menjauhi Australia, saat ini arah angin membawa debu vulkanik ke barat laut. Harapan saya hari ini ya sudah selesai, tidak ada cancel lagi,” paparnya.
Dijelaskan, lokasi Gunung Lewotobi Laki-Laki memang jauh dengan Bali. Tetapi kalau penerbangan dari Australia dan sebaliknya (Bali ke Australia) pasti akan dekat dengan melewati sekitar gunung tersebut.
“Karena penerbangan ke Australia melewati dekat Gunung Lewotobi Laki-Laki sehingga pilot tidak berani mengambil resiko,” ungkapnya.
Adapun penerbangan dari Pulau Jawa, lalu Singapura, dan lainnya tidak ada masalah. Semua berjalan normal.
Ia menyampaikan bahwa kapten pilot pesawat yang memutuskan terbang atau tidaknya pesawat dengan sejumlah pertimbangan seperti laporan dari VAAC (Volcanic Ash Advisory Centres) Darwin dan citra satelit Himawari dari BMKG.
“Kalau abu vulkaniknya kena mesin pesawat berbahaya untuk keselamatan penerbangan sehingga mereka memilih cancel,” jelasnya.