Polemik Video Promosi Pariwisata Filipina, Sandiaga: Kita Buka Pintu Maaf
ihgma.com – Video promosi pariwisata terbaru Filipina bertajuk “Love the Philippines”, yang catut pemandangan Indonesia menuai polemik.
Video berdurasi sekitar 1 menit 45 detik yang diunggah di laman Facebook @Department of Tourism-Northern Mindanao Office tersebut menampilkan keindahan alam Indonesia, seperti sawah terasering yang ada di Bali , hingga pengrajin kain tenun yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Tak hanya Indonesia, Filipina juga menggunakan beberapa footage dari negara lain seperti Brasil, Swiss, hingga Uni Emirat Arab (UEA). Usut punya usut, agensi Filipina yaitu DDB Philippines selaku pihak pembuat video, mengambil footage tersebut dari platform penyedia video stok, Storyblocks.
Usai viral, video itu pun akhirnya dihapus dan Filipina meminta maaf. Department of Tourism Philippines menjelaskan bahwa ada kekeliruan dalam hal itu dan tengah melakukan penyelidikan terhadap pihak terkait.

Video promosi pariwisata Filipina yang mencomot pemandangan Indonesia juga ditanggapi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno. Sebelumnya, Sandiaga mengaku pernah melihat video promosi Filipina dalam acara kongres UNWTO di Kamboja beberapa waktu lalu.
“Di kongres itu Filipina mengundang kita semua untuk launching Philippines Evening Dinner, karena tahun depan kongres UNWTO berikutnya akan diselenggarakan di Cebu, sebelumnya Pnom Penh. Saya ditampilkan video itu yang sekarang ini banyak perbincangan,” kata Sandiaga, dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara daring beberapa waktu lalu seperti dilansir dari Kumparan.
Ketika itu, dirinya mengaku tidak menaruh curiga dengan footage yang ditampilkan dari video promosi pariwisata terbaru Filipina.
“Memang karena gambarnya sama dalam hati, ‘saya merasa ini kok kayak di Indonesia, ya gitu’. Tapi mungkin karena kita sama-sama negara kepulauan waktu itu, ya saya berhusnuzon (berbaik sangka) saja, mungkin memang sama,” tuturnya.
Sandiaga Buka Permintaan Maaf

Ia pun menilai itu bukanlah merupakan sebuah kesengajaan, melainkan keteledoran. Menurutnya, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan lagi, dan Sandiaga membuka pintu permintaan maaf untuk Filipina.
“Saya yakin itu bukan kesalahan dari pemerintah Filipina, karena ini murni keteledoran, karena ‘to err is human’ atau ‘manusia itu tempatnya salah’,” kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu meluapkan amarah, dan sepatutnya saling memaafkan dengan mendorong semangat kolaborasi.
“Jadi kita enggak usah terlalu emosi segala macam dan kita yang memiliki sumber daya itu justru harus membuka pintu maaf. Kita juga bisa memberikan pengertian bahwa dalam konsep pariwisata ini adalah kebersamaan. Sekarang konsepnya, kan, ASEAN is a single destination. Saya sangat mengerti kesulitan yang dihadapi Bu Christina Frasco (Menteri Pariwisata Filipina),” ujarnya.

Untuk itu, Sandiaga menegaskan bahwa daripada saling menjatuhkan, akan lebih indah jika bisa saling bekerja sama dengan semangat “ASEAN as a single destination”. Sebab, Indonesia memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki Filipina, begitu juga sebaliknya.
“Filipina banyak memiliki hal-hal yang tidak dimiliki oleh Indonesia. Misalnya kalau kita bicara open water swimming, saya pernah berenang open water di Filipina. Ada yang mereka miliki dan tidak kita miliki. Ada yang bisa kita saling kerjasamakan dan itulah konsep ASEAN as a single destination,” pungkasnya.