ihgma.com, Bogor: Sektor perhotelan di Kota Bogor disebut terdampak dengan kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Sejak diberlakukan pada akhir Januari 2025, insan perhotelan pun langsung merasakan penurunan okupansi.
General Manager Swissbel Hotel Bogor, Andri Kurniawan mengungkapkan sejak kebijakan efisiensi diberlakukan berdampak terhadap pendapatan hotelnya, yang jika dikalkulasi menggunakan anggka, kehilangan pendapatannya mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Sementara tingkat okupansi di awal tahun 2025 ini juga menurun sebesar 20 persen.
Waktu bulan November 2024 diumumkan (efisiensi) melalui surat edaran Menteri Keuangan, itu dalam satu minggu saya kehilangan Rp 1 miliar karena langsung ada cancelation atau pembatalan.
Kemudian Desember 2024 itu masih tertolong karena ada euforia libur Nataru, kemudian di Januari 2025 sebelum Inpres diberlakukan juga masih lumayan ada pendapatan.
“Tetapi di Februari 2025 ini kondisinya mengkhawatirkan sekali, sampai saat ini secara nominal saya sudah kehilangan Rp 1,2 miliar dari month to date sampai Februari ini, dari okupansi kita sudah turun 20 persen,” jelas Andri Kurniawan, seperti dikutip dari RRI pada Rabu (19/2/2025).
Andri juga mengaku, biasanya pada awal tahun sudah ada sejumlah mitranya yang melakukan pemesanan hotel baik untuk kegiatan kantor maupun untuk menginap.
“Biasanya di awal tahun Januari atau Februari sudah ada pemesanan, untuk di Maret ataupun April, sekarang di papan saya itu kosong tidak ada pemesanan,” ungkapnya.
Seperti diketahui kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang dimulai sejak Januari 2025, dilakukan untuk merekonstruksi dan merefokusing anggaran kepada program prioritas yang diharapkan berdampak lebih maksimal bagi kesejahteraan masyarakat. Total anggaran yang dilakukan efisiensi pada tahun anggaran 2025 ini mencapai Rp 306 triliun.