Pariwisata Berkelanjutan Bakal Jadi Prioritas pada 2024
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berfokus pada model wisata berkelanjutan (sustainable tourism) pada 2024 untuk menguatkan industri pariwisata Tanah Air.
Konsep ini mengacu pada pengelolaan berkelanjutan, keberlangsungan lingkungan, pariwisata berbasis masyarakat, dan tidak mengejar profit semata.
Dengan konsep tersebut, arah pariwisata tidak lagi berfokus pada kuantitas, tetapi menargetkan wisatawan berkualitas.
”Ke depan, pengalaman (berwisata) berdasarkan pada perjalanan. Tak hanya rombongan melihat-lihat, tetapi juga belajar bersama. Sustainable options, berwisata sekaligus menjaga lingkungan,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam webinar Tourism Industry Roadmap in 2024-2029 yang digelar tiket. com di Jakarta seperti dikutip dari Kompas, Rabu (13/12/2023).
Senada, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas, Wahyu Wijayanto mengatakan bahwa pariwisata berkelanjutan tengah terus didorong.
“Kami juga ke depan terus mendorong pengembangan sustainable tourism ini jadi langkah kolaboratif dari kita semua,” ujar Wahyu.
Perhatikan aspek lingkungan
Wahyu menjelaskan, konsep pariwisata berkelanjutan tentunya tidak hanya melihat dari sisi ekonomi, melainkan memerhatikan sejumlah aspek. Pertama, misalnya, melihat aspek aktivitas pariwisata atau penyelenggaraan wisata, apakah sudah ramah lingkungan dan tidak mencederai alam.
Kemudian, dari aspek transportasi, yang berkontribusi cukup tinggi terhadap pencemaran lingkungan.
“Perlu juga meperhatikan aspek-aspek lingkungan seperti gimana kita menerapkan model transportasi yang lebih ramah lingkungan, gimana mengatur polusi udara,” tuturnya.
Pada tahun depan, ia memprediksi akan semakin terlihat rencana properti dan market-market yang lebih sustainable, sehingga akan lebih terekspos. Misalnya, pasar penjualan desa-desa wisata.
Pada masa mendatang, rencana-rencana yang mengedepankan konsep berkelanjutan menurtu Gaery akan lebih diutamakan.
Adapun sebagian desa pariwisata, pebisnis, maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menurutnya juga juga sudah mengadaptasi sistem berkelanjutan secara bertahap.
”Kami dorong mitra-mitra kami untuk lebih menjalankan sustainable operation dengan memberikan exposure lebih di platform kami,” ujar Gaery.