Overtourism di Hawaii, Gubernur Usulkan Biaya Iklim untuk Pengunjung
ihgma.com, Jakarta – Hawaii yang dijuluki sebagai surga tropis menghadapi tantangan terhadap pariwisata yang berlebihan atau overtourism. Popularitas acara seperti The White Lotus Season 1 (2021), yang menampilkan Hawaii, semakin meningkatkan minat wisatawan ke negara kepulauan di Pasifik ini. Akibatnya, Hawaii mengalami kepadatan yang berlebihan, membebani jalan, pantai, dan fasilitas lokalnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Josh Green telah mengajukan proposal biaya iklim sebesar USD25 atai Rp391 yang bertujuan untuk memitigasi overtourism di Hawaii. Jika disetujui oleh komite legislatif negara bagian, wisatawan akan diminta membayar biaya ini pada saat check-in di hotel dan persewaan liburan.
Dilansir Tempo dari Travel and Leisure, Rabu, 21 Februari 2024, diperkirakan biaya ini akan menghasilkan sekitar USD68 juta atau lebih dari Rp1 triliun per tahun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk inisiatif seperti pelestarian pantai, restorasi terumbu karang, pencegahan kebakaran hutan, proyek infrastruktur hijau, upaya pengelolaan lahan, dan tindakan kesiapsiagaan darurat.
Pada 2023, Hawaii, negara bagian dengan populasi hanya 1,5 juta jiwa, menyambut 9,5 juta pengunjung yang mencari pantai indah. Meskipun masuknya wisatawan ini menghasilkan sekitar USD16 miliar atau lebih dari Rp250 triliun setiap tahunnya bagi perekonomian, hal ini telah memberikan dampak buruk pada infrastruktur dan lingkungan alam di negara bagian ini.
Warga berjuang dengan kemacetan jalan, antrean restoran yang tak ada habisnya, dan kekurangan pekerja perhotelan. Selain itu, lonjakan pariwisata pascapandemi telah menyebabkan banyak wisatawan yang tidak menghormati satwa liar setempat, seperti menyentuh anjing laut biksu Hawaii yang terancam punah dan masuk tanpa izin di jalur terbatas seperti Diamond Head.
Dampak dari pariwisata yang berlebihan juga dirasakan dalam bentuk kekurangan air. Penduduk di Pulau Victorino di Maui bahkan didenda terlibat dalam aktivitas konsumsi air yang tidak penting seperti menyiram rumput dan mencuci mobil. Sebagai tanggapan, walikota Maui juga mengimbau industri penerbangan untuk membatasi perjalanan ke Hawaii.
Langkah mengatasi overtourism
Untuk mengatasi tantangan overtourism sekaligus melestarikan lingkungannya, Hawaii telah menerapkan beberapa langkah. Baru-baru ini, biaya atraksi populer meningkat dua kali lipat bagi non-lokal, dan bus antar-jemput telah diperkenalkan untuk meringankan beban transportasi umum.
Rancangan undang-undang yang mengusulkan biaya iklim, saat ini sedang ditinjau oleh badan legislatif Hawaii. Meskipun ada yang mendukung pajak perubahan iklim sebagai cara pengelolaan pariwisata berkelanjutan, ada pula yang menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi dampaknya terhadap pelaku bisnis perhotelan dan bisnis yang bergantung pada pariwisata.
Pada 2023, badan legislatif Hawaii mempertimbangkan biaya hijau sebesar USD 50 untuk akses ke taman negara bagian dan pantai, namun usulan tersebut tidak lolos dalam sidang legislatif.
Bukan hanya Hawaii, retribusi pariwisata atau pajak turis serupa telah diterapkan di destinasi lain di seluruh dunia, termasuk Selandia Baru, Venesia, Italia, Bali, Yunani, dan Kepulauan Galapagos di Ekuador.