Otorita Kumpulkan Pelaku Industri dan Pimpinan Daerah Bahas Pariwisata di IKN
ihgma.com, Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menggelar diskusi kelompok terfokus (focus group discussion atau FGD) bersama para pelaku industri dan pemimpin daerah di wilayah IKN. Diskusi tersebut membahas soal potensi pengembangan sektor pariwisata di Nusantara.
Diskusi dilakukan oleh Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Budparekraf) di bawah naungan Kedeputian Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN. “Ini inisiatif untuk memperkaya pengalaman wisata dan mempromosikan keunikan lokal,” kata Direktur Budparekraf, Muhsin Palinrungi lewat keterangan tertulis seperti dikutip dari Tempo pada Kamis, 21 Maret 2024.
FGD berlangsung dari Selasa sampai Rabu. 19-20 Maret 2024 di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur. Peserta diskusi antara lain pelaku industri pariwisata, camat, lurah, dan kepala desa dari Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Muhsin mengatakan destinasi wisata di kawasan IKN harus segera disiapkan dan dirancang sebelum akhir 2024. Dia menilai hal ini sebagai langkah strategis menjelang pelaksanaan Pariwisata Expo, sebuah acara besar yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan sektor pariwisata IKN.
Pariwisata Expo juga ditujukan untuk memperkenalkan kekayaan dan potensi pariwisata lokal. Muhsin mengatakan, upaya tersebut bakal mendorong pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di ibu kota baru serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di deliniasi IKN.
Dalam FGD tersebut, berbagai perwakilan mempresentasikan objek wisata di wilayah mereka serta memberikan saran untuk pengembangan pariwisata di IKN. Salah satunya, Camat Samboja Barat dari Kutai Kartanegara, Burhanuddin. Ia mempresentasikan objek wisata Patin Wisambar di Samboja Barat. Menurut dia, Parin Wisambar memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik untuk dikembangkan.
Objek wisata di Samboja Barat yang disebutkan Burhanuddin antara lain: Pemancingan Widuri, Agrowisata Lau Kawar, Pantai Ambalat, Borneo Orangutan Survival, Danau Biru Margomulyo dan Agrowisata Rawalumbu. Dia berharap pengenalan objek wisata tersebut bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan pariwisata di Samboja Barat.
Camat Sepaku, Gamaliel Abimanyu Arliandito mempresentasikan obyek wisata di daerahnya. Antara lain: Gua Tapak Raja, Gua Muadak, dan Wisata Mangrove Mentawir. Khusus untuk Gua Tapak Raja, Gamaliel mengungkapkan adanya kebutuhan mendesak untuk pengembangan infrastruktur. Salah satunya pengembangan infrastruktur listrik dan air, yang saat ini masih belum memadai.
Gamaliel menambahkan, di sekitar area ini juga terdapat danau bekas tambang yang ia nilai memiliki potensi untuk mendukung daya tarik Gua Tapak Raja. Ia berencana menjadikan lokasi ini sebagai tempat festival musik.