Negara ‘Surga’ Dunia di Ambang Krisis, IMF Beri Warning Keras
ihgma.com, Jakarta – Negara ‘surga’ pariwisata dunia, kini di ambang krisis utang. Maladewa (Maldives) disebut membutuhkan konsolidasi fiskal yang “mendesak dan lebih kuat” untuk menyelamatkan ekonominya yang bermasalah meskipun industri pariwisatanya berkembang pesat.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan destinasi liburan kelas atas di Samudra Hindia tersebut, Rabu (19/2/2025). Maladewa mengharapkan ekonominya tumbuh sebesar 5% pada tahun 2025 tetapi IMF menyebut ramalan itu penuh tantangan.
“Ada ketidakpastian besar,” kata pemberi pinjaman terakhir yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), itu dalam sebuah pernyataan.
“Ada kebutuhan untuk konsolidasi fiskal yang lebih mendesak dan lebih kuat. Rasionalisasi pengeluaran secara holistik diperlukan untuk menahan pengeluaran yang berlebihan.”
Negara kecil itu sebenarnya menolak pinjaman talangan IMF akhir tahun lalu. Pemerintah mengumumkan pemotongan belanja besar-besaran, dengan Presiden Mohamed Muizzu memotong gajinya sebesar 50%.
Muizzu juga telah memperkenalkan pemotongan gaji wajib sebesar 10% untuk sebagian besar pekerjaan sektor publik. Pada September lalu, Maladewa mengatakan bahwa masalah keuangannya bersifat “sementara” dan tidak memiliki rencana untuk mencari dana talangan, meskipun ada peringatan tentang kemungkinan gagal bayar negara.
Meski begitu, IMF mengatakan defisit fiskal secara keseluruhan dan utang publik diproyeksikan akan tetap tinggi. Badan itu menyerukan penyesuaian kebijakan yang mendesak.
“Maladewa sedang menavigasi momen penting untuk segera memulihkan stabilitas ekonomi makro dan keberlanjutan utang,” kata IMF seperti dikutip dari berita CNBC Indonesia.
Dikenal sebagai surga liburan mewah dengan pantai pasir putih bersih dan resor terpencil, Maladewa juga telah menjadi hotspot geopolitik. Setidaknya ini terlihat dari adu utang China dan India, dua pemberi pinjaman bilateral terbesar negeri itu.
Beijing telah menjanjikan lebih banyak pendanaan ke negeri dengan 1.192 pulau karang itu sejak kemenangan Muizzu pada tahun 2023. New Delhi pada bulan Oktober juga meluncurkan dukungan finansial untuk memperkuat ekonomi negara kepulauan yang sedang berjuang.
Data resmi menunjukkan utang luar negeri Maladewa sebesar US$3,37 miliar (sekitar Rp 54 triliun) pada kuartal pertama (Q1) tahun 2024, yang setara dengan sekitar 45% dari PDB. China menyumbang sekitar 20% dari utang luar negeri, sementara India hanya memiliki kurang dari 18%.