Menteri LH: Horeca di Bali Jadi Penyumbang Sampah Kedua Terbesar Setelah Rumah Tangga

0

ihgma.com, Mangupura – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup kembali menyelenggarakan kegiatan “Aksi Bersih Sampah Laut”, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung penyelesaian permasalahan sampah laut di Bali.

Aksi bersih-bersih kali ini dipusatkan di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Deputi Kemenko Pangan, dan perwakilan Kedutaan Besar dari Uni Emirat Arab, Norwegia dan lainnya.

MenLH Hanif Faisol mengatakan pihaknya akan terus berkolaborasi baik di pemerintah pusat dan daerah terutama di Bali ini untuk dengan serius menangani sampah laut. Karena Bali menjadi citra dari pariwisata Indonesia, sehingga harus menjadi contoh yang baik.

“Jadi kita sangat serius bersama Kementerian Pariwisata, KKP, Kemenko Pangan, dukungan para Dubes, dan negara sahabat sangat perhatian terhadap kita untuk mendukung penyelesaian sampah laut. Jadi hari ini dan seterusnya kita akan terus melakukan penyelesaian sampah laut,” ujar MenLH Hanif Faisol, seperti dikutip dari Tribun Bali pada  Minggu 19 Januari 2025.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (tengah memakai topi hitam) saat memberikan keterangan usai membuka kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan - Menteri LH: Horeca di Bali Jadi Penyumbang Sampah Kedua Terbesar Setelah Rumah Tangga
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (tengah memakai topi hitam) saat memberikan keterangan usai membuka kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan – Menteri LH: Horeca di Bali Jadi Penyumbang Sampah Kedua Terbesar Setelah Rumah Tangga foto: Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin

Ia menambahkan, langkah-langkah secara sistematis telah kita susun, kita telah membentuk tim yang merupakan operasional dari Perpres 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut.

Dan untuk tim ini khusus di Bali telah ditetapkan oleh Menko Pangan jadi kita telah memiliki bentuk tim yang jelas dan akan bekerja setiap hari.

Dan dukungan segala yang diperlukan untuk penanganan sampah terkhusus sampah laut Bali ini akan dilakukan dengan all out.

“Jadi kami sangat serius mengawal, kami telah tugaskan eselon I kami untuk tinggal di Bali mendiskusikan banyak hal. Mulai dari pilah pilih sampai nanti jadi proses akhir. Tata kelola sampah di daratan Bali juga sepenuhnya perlu kita tingkatkan,” imbuh Menteri Hanif Faisol.

Ia pun mengungkapkan seusai kegiatan aksi bersih pagi ini pihaknya bersama tim akan menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan hotel, restoran dan cafe (Horeca) di Bali untuk membahas penanganan sampah dari hulu.

“Selanjutnya siang-nya kita akan rapat dengan hotel, restoran dan cafe karena horeca di Bali termasuk penyumbang sumber penghasil sampah yang relatif besar setelah rumah tangga,” imbuhnya.

Kementerian LH akan bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk melakukan penyelesaian sampah dari horeca yang ada di Bali dan itu menjadi kewajiban.

Jadi kepedulian mereka (horeca) menyelesaikan sampahnya sendiri itu menjadi wajib.

Mereka akan menerapkan langkah-langkah kuratif dan represif bilamana diperlukan terkait dengan penyelesaian sampah di Bali.

Semua pihak harus bertanggungjawab, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan seluruh lapisan masyarakat termasuk horeca.

“Lebih jauh saya minta nanti dukungan dari Menpar dan Pemprov Bali untuk dengan serius memberikan arahan-arahan kepada para turis yang datang untuk bertanggungjawab terhadap sampahnya. Penduduk Bali 3,7 orang tetapi wisatawan asingnya mencapai 7 juta kalau kita tidak serius mengurus permasalahan sampah dari mereka ini tentu tidak baik untuk citra kita di dunia,” tutur MenLH Hanif Faisol.

Disinggung bagaimana langkah preventif yang akan diambil Kementerian Lingkungan Hiduo terhadap permasalahan sampah kiriman di Bali?

Menteri Hanif mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah negara sahabat dan organisasi internasional.

“Preventifnya kami dengan UNDP, Norwegia, Uni Emirat Arab dan berbagai negara telah menyusun rencana penyelesaian sampah mulai dari sungai. Ada 5 sungai utama yang hari ini harus mulai diselesaikan, di Bali ada 2 sungai yaitu Tukad Mati dan Tukad Badung,” jelasnya.

“Saya minta Tukad Mati dan Tukad Badung kita selesaikan mulai hari ini dan tahun ini harus selesai tidak boleh lagi ada sampah dan tidak boleh lagi ada pencemaran. Karena kita sudah punya SDM, punya tim dan dananya cukup,” sambung Menteri Hanif Faisol.

Ia menegaskan, perintah dari Presiden Prabowo sudah jelas, bahwa Bali harus bersih (selesaikan penanganan sampah kiriman dan sampah di daratan), sehingga dua Tukad ini yang juga sebagai penyumbang sampah domestik untuk laut itu akan mereka selesaikan tahun ini, tidak ada toleransi.

“Jadi akan kita pasang jaring-jaring, kita ambilin sampahnya, kita kemudian tegakkan aturan tidak boleh lagi semua limbah dibuang ke sungai,” ucapnya.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.