Kamar Hotel di Canggu Menjamur, Tahun 2025 Diramal Jadi 6.000 Unit
ihgma.com, Jakarta – Kamar hotel di Canggu, Bali dilaporkan terus bertambah. Bahkan, menurut Founder & CEO OXO Johannes Weissenbaeck, penambahan kamar hotel baru ini bisa memicu kelebihan pasokan atau oversupply.
Kondisi ini berbanding terbalik saat awal pandemi Covid-19 menghantam sektor pariwisata di Indonesia, termasuk Bali. Ribuan kamar hotel di Bali dilaporkan tutup akibat kebijakan pembatasan aktivitas saat pandemi.
“Di Canggu 3 tahun lalu tersedia 3.800 kamar, sekarang sekitar 5.200 kamar. Tahun depan hampir 6.000, artinya naik 2 kali. Dalam 3-4 tahun, itu pasti jadi sebuah isu,” katanya,seperti dikutip dari CNBC Indonesia pada Senin (26/2/2024).
Meski begitu, Johannes mengaku tak masalah jika kemudian terjadi oversupply kamar hotel. Sebab, menurutnya, pengembang seharusnya sudah memiliki strategi untuk menarik tamu maupun turis.
“Untuk saya oversupply bukan problem. Kita okupansi sekarang 68% lumayan bagus, standar Bali di 61%,” kata Johannes.
Andalan pengembang untuk menarik turis bukan hanya dari kalangan turis lokal, melainkan juga dari turis asing. Banyak turis yang menjadikan Bali sebagai tempat bekerja sejak awal pandemi, dan terus berlanjut hingga kini. Konflik di beberapa negara juga membuat Bali justru kelimpahan berkah.
“Banyak orang remote working, bisa kerja dari mana aja, apalagi biaya hidup lebih murah dibanding kota-kota lain di dunia. Jadi banyak feeder market seperti Singapura yang masuk ke Bali. Ditambah konflik di Rusia-Ukraina yang membuat mereka pindah ke Bali,” ujar Johannes.
Kondisi itu membuat pasar properti di Bali kembali hidup belakangan ini.
“Di Bali lucu sekali ketika pandemi banyak orang Jakarta ke Bali mau beli properti, tapi orang Bali ngga nurunin harga. Market di Bali kuat sekali, pas turun tidak kolaps. Kalau di Eropa dan AS bisa kolaps,” katanya.