Jepang Catat Rekor Bulanan Jumlah Wisatawan Asing

0

ihgma.com, Jakarta – Jepang mencatat rekor bulanan kunjungan wisatawan asing pada Oktober 2024. Data resmi pada Rabu pekan ini menunjukkan bahwa negara tersebut didatangi 3,31 juta pengunjung bulan lalu. Nilai yen yang lemah mendorong ledakan pariwisata ke negara tersebut.

Selain itu, warna daun musim gugur Jepang yang terkenal berkontribusi pada peningkatan permintaan pariwisata bulan lalu dari banyak pasar di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO).

Jumlah pengunjung asing untuk bisnis dan liburan meningkat dari 2,87 juta pada September dan melampaui rekor bulanan sebelumnya sebesar 3,29 juta yang ditetapkan pada Juli, data dari JNTO.

Hingga Oktober, sekitar 30,2 juta wisatawan datang ke Jepang, hanya sedikit di bawah rekor tahunan sebesar 31,9 juta yang ditetapkan pada tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19 menutup perbatasan global.

Pengeluaran Wisatawan Ratusan Triliun

Selama kunjungan ke Jepang, wisatawan menghabiskan 5,86 triliun yen atau 603,4 triliun hingga September tahun ini. Angka tersebut melampaui 5,3 triliun yen atau Rp545,7 triliun yang mereka belanjakan sepanjang 2023. Ini juga rekor untuk periode 12 bulan.

Pengeluaran pariwisata, yang diklasifikasikan sebagai ekspor dalam laporan keuangan nasional, siap menjadi sektor ekspor terbesar kedua Jepang setelah otomotif dan di atas komponen elektronik.

Peningkatan dari India dan UEA

Awal tahun ini Dalia Feldman, direktur pemasaran Tourist Japan, mengatakan perusahaannya telah melihat peningkatan 11 kali lipat dalam permintaan dari India pada tahun lalu, sementara permintaan dari Uni Emirat Arab (UEA) meningkat hampir delapan kali lipat.

“Tampaknya kuliner Jepang dan pemandangan alamlah yang paling menarik bagi mereka,” kata Feldman seperti dikutip dari Tempo. “Sebagian besar pelanggan India dan UEA kami akan meminta untuk memasukkan lebih banyak wisata kuliner dalam rencana perjalanan mereka serta perjalanan eksternal ke daerah terpencil dan indah.”

Dampak Pariwisata Berlebih

Mata uang Jepang merana pada level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar. Kondisi ini membantu memicu ledakan pariwisata di Jepang. Namun, masuknya wisatawan telah menimbulkan dampak pariwisata berlebihan overtourism di tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi. Beberapa tempat yang mengalami pariwisata berlebihan antara lain Gunung Fuji dan Kyoto.

Gunung Fuji mengalami kepadatan di jalur pendakian yang menyebabkan ketidaknyaman dan ancaman keamanan pendaki. Selain itu, mereka juga meninggalkan sampah. Mulai musim pendakian pertengahan tahun ini, Jepang menerapkan biaya masuk sebesar 2.000 yen atau sekitar Rp203 ribu per orang dan membatasi jumlahnya.

Kotaro Nagasaki, Gubernur Prefektur Yamanashi yang merupakan salah satu pintu masuk jalur pendakian Gunung Fuji, menjelaskan biaya masuk itu untuk mengekang kepadatan di Gunung Fuji yang sakral di Jepang. Ia mengatakan bahwa negara itu harus fokus untuk menarik pengunjung yang menghabiskan lebih banyak uang daripada orang-orang dalam jumlah besar.

Adapun Kyoto, ibu kota Jepang sebelum Tokyo, dianggap menarik karena memiliki banyak kuil dan tradisi kuno yang masih dijalankan penduduknya. Namun, kini tak semua area kota bisa dijelajahi turis. Pemerintah kota telah menutup beberapa gang milik pribadi di distrik geisha, penghibur profesional yang terlatih dalam berbagai seni tradisional termasuk tari dan musik dan merupakan bagian ikonik dari budaya Jepang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.