InJourney Buka Akses Naik Struktur Candi Borobudur & Program Sunrise Setiap Hari

0

ihgma.com – InJourney Destination Management melalui anak usahanya, PT Taman Wisata Borobudur (PT TWB), resmi membuka kembali akses naik struktur Candi Borobudur dan program Borobudur Sunrise setiap hari bagi wisatawan umum maupun pelajar. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi memperkuat pengalaman wisata berbasis warisan budaya yang berkelanjutan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di kawasan Borobudur.

Reaktivasi kunjungan ini dilakukan melalui koordinasi dengan Museum dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan RI, Pemerintah Kabupaten Magelang, ASITA, serta pelaku wisata lainnya. Langkah tersebut memastikan pengelolaan dilakukan sesuai regulasi dan prinsip pelestarian warisan budaya.

Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, menjelaskan bahwa pembukaan akses ini merupakan respons terhadap tingginya minat wisatawan dunia.

“Kami ingin memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk merasakan pengalaman yang lebih bermakna melalui program Borobudur Sunrise serta kunjungan naik struktur candi. Selain menjadi daya tarik utama, hal ini juga memperkuat misi pelestarian melalui pendekatan yang lebih akrab dan substantif serta diharapkan bisa memberikan multiplier effect bagi pelaku UMKM dan pegiat wisata di kawasan,” jelasnya seperti dikutip dari berita Kumparan.

Sebelumnya, akses naik ke Candi Borobudur hanya dibuka Selasa–Minggu untuk umum dan Senin untuk pelajar. Kini, kunjungan bisa dilakukan setiap hari untuk semua kalangan.

Kuota Terbatas dan Evaluasi Berkelanjutan

Program Borobudur Sunrise yang mulai aktif kembali sejak 2025 ini masih dalam tahap uji coba dan akan terus dievaluasi dengan melibatkan berbagai pihak. InJourney menegaskan bahwa semua pengelolaan dilakukan berbasis data dan konservasi, termasuk dalam penentuan harga tiket sebesar Rp1 juta per orang, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara, dengan kuota maksimal 100 orang per hari.

“Aktivitas menikmati momen menunggu matahari terbit yang terhenti sejak tahun 2020 ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam menghadirkan kembali salah satu ikon wisata unggulan yang dinanti wisatawan dengan pendekatan yang lebih terkurasi, terbatas dan istimewa, berbasis pada prinsip pelestarian warisan budaya yang tetap terjaga,” ujar Febrina.

Pengunjung diwajibkan mengenakan upanat—alas kaki anyaman dari pandan, batok kelapa, dan busa ati—untuk mengurangi gesekan pada struktur batu, serta mengikuti pengaturan sirkulasi yang ketat guna menjaga kestabilan struktur candi.

Dorong Ekonomi dan Edukasi Lokal

Selain menjadi daya tarik wisata, program ini diharapkan mendukung ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya. Wisatawan yang mengikuti Borobudur Sunrise akan mendapatkan perlengkapan khusus, pemandu, serta sarapan khas lokal di Bukit Dagi, sembari menikmati panorama Gunung Merapi, Merbabu, dan Bukit Menoreh.

“Kami mencoba membangkitkan Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata yang brandingnya kuat. Kami membuka akses bagi pelajar itu tidak hanya hari Senin, tapi setiap hari. Ini kami harap bisa mendorong peningkatan wisatawan dari kalangan pelajar, supaya bisa seperti dulu lagi. Karena pelajar ini adalah pangsa pasar besar yang berpotensi bagi pelaku UMKM di Kampung Seni Borobudur,” jelas Febrina.

InJourney menegaskan, reaktivasi Borobudur Sunrise dan akses naik struktur candi menjadi langkah konkret menjaga keseimbangan antara pelestarian warisan dunia dan penguatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Borobudur.

Leave A Reply

Your email address will not be published.