Ini Sosok Miliarder Pemilik Nihi Sumba yang Masuk 50 Hotel Terbaik di Dunia Tahun 2024
ihgma.com – Baru-baru ini 50 Best telah kembali merilis daftar hotel terbaik di dunia tahun ini. Salah satu hotel di Indonesia, Nihi Sumba, masuk dalam daftar tersebut.
Daftar tersebut menilai dari pengalaman pelanggan, serta menonjolkan pengalaman penyelenggara selama bertahun-tahun. Selain itu, tingkatan tempat hotel beroperasi serta orang-orang di baliknya juga menjadi poin penting dalam penilaian.
The World’s 50 Best Hotels Academy dipimpin oleh kelompok berpengaruh yang terdiri dari 600 pemimpin anonim di industri perhotelan, yang masing-masing dipilih berdasarkan pendapat ahli dan latar belakang mereka di dunia perhotelan.
Daftar 50 Best bertujuan merayakan ekosistem perhotelan yang lebih luas dan menunjukkan pengalaman terbaik bagi konsumen.
Di peringkat 10 Hotel Terbaik tahun ini ada Nihi Sumba. Hotel ini terletak di hutan seluas 567 hektar yang sebagian besar belum tersentuh di pesisir barat Pulau Sumba yang terpencil di Indonesia bagian timur, dekat dengan Taman Nasional Komodo dan satu jam penerbangan dari Bali.
Resor dengan 27 vila ini desainnya terinspirasi oleh bangunan tradisional Sumba yang beratap jerami dengan atap runcing khasnya, terletak di perbukitan curam di atas pantai pribadi, rumah bagi salah satu tempat selancar paling terkenal di dunia, Occy’s Left
Namun, meskipun berada di Indonesia, hotel ini bukan milik orang Indonesia. Hotel ini merupakan milik pengusaha miliarder asal Amerika Serikat J. Christoper Burch.
Lahir di Pennsylvania, 28 Maret 1953 dari keluarga kelas menengah, dia resmi menjadi miliarder pada 2012.
Burch menempuh pendidikan di Tilton School, sebuah sekolah persiapan perguruan tinggi independen di Tilton, New Hampshire. Dia lulus dari Tilton pada 1972, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Ithaca College.
Kesuksesan usaha Burch dimulai pada 1976 ketika dia masih menjadi mahasiswa S1 di Ithaca College. Bersama saudaranya, Bob, dia menginvestasikan $2.000 untuk memulai bisnis pakaian Eagle’s Eye, bisnis yang berhasil mereka kembangkan hingga menghasilkan US$165 juta dan kemudian dijual ke Swire Group.
Setelah penjualan Eagle’s Eye, Burch menjadi salah satu investor paling awal di Internet Capital Grup, yang kisah IPO-nya begitu terkenal di dunia Internet.
Burch juga berinvestasi dalam beberapa perusahaan real estate lokal dan internasional, termasuk kerjasama dengan arsitek Philippe Stark dan hotelier Alan Faena di Argentina untuk membangun ulang tanah pemberian yang tak terurus dan menjadikannya hotel Faena + Universe.
Pada Juli 2014, Burch mengumumkan kemitraan dengan artis ternama, Ellen DeGeneres, untuk meluncurkan merek gaya hidupnya, ED oleh Ellen Degeneres. Kemudian di tahun yang sama, dia meluncurkan juga Cocoon9, rumah hasil renovasi mewah dengan rancangan hemat ruang, desain kontemporer, fitur pemanfaatan energi, dan hasil akhir menakjubkan.
Portofolio investasi Burch juga meliputi BaubleBar, Blink Health, Brad’s Raw Foods, Chubbies, Little Duck Organics, Poppin, Soludos, dan usaha penyedia jasa hospitality Bur+Mah.
Pada 2012, Christoper memulai NIHI Sumba setelah mendengar soal keindahan Pantai Nihiwatu dari kenalannya, Claude Petra Graves, yang memiliki resort Nihiwatu.
Burch kemudian menelepon seorang teman dari Hotel Carlyle, New York, pengusaha hotel kelahiran Afrika Selatan, James McBride, yang merupakan Presiden YTL Hotel di Singapura pada saat itu-untuk mengunjungi Sumba.
Kemudian pada tahun tersebut, perjalanan Burch dengan ketiga anaknya langsung memintanya untuk mengakusisi resort tersebut dan membentuk NIHI dengan kemitraan bersama McBride.
Akuisisi tersebut membuka jalan pada investasi besar dengan prioritas utama mengembangkan NIHI untuk menjadi salah satu resort terbaik di dunia, menjadi contoh pengembangan yang berkelanjutan selaras dengan lingkungan dan masyarakat Sumba.