Hotel dan Restoran di Malang Buka Peluang Kerja Sama Produk UMKM Lokal

0

ihgma.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Jawa Timur, berkomitmen untuk menggandeng pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) dalam memasarkan produknya. Beberapa hotel telah menyediakan etalase khusus yang berisikan produk-produk UMKM.

Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basuki mengatakan, pihaknya juga telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang dalam mendukung hal tersebut.

“Hampir semua hotel bintang tiga, empat, lima yang ada di Kota Malang sudah bermitra dengan UMKM. Bentuknya ada yang menyediakan counter khusus UMKM, menggunakan produk UMKM sebagai salah satu sajian di kamar-kamar, ada yang menyajikan sebagai suvenir,” jelas Agoes, seperti dikutip dari Kompas pada Rabu (8/1/2025).

Dia melanjutkan, UMKM lokal harus menjadi satu kesatuan dengan industri hotel dan restoran. Masing-masing hotel, menurutnya, memiliki kriteria UMKM yang cocok untuk ditampilkan.

Ilustrasi ekonomi kreatif(Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf)
Ilustrasi ekonomi kreatif(Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf)

“Contohnya bisa dilihat di Hotel Shalimar produk UMKM kebanyakan makanan ringan dan kerajinan tersaji di counter salah satu sudut hotel, produk keripik tempe tersaji di dalam kamar berupa welcome snack, begitu juga dengan Hotel Alana, Atria, Ibis Style, Aria Gajayana dan lainnya,” jelas Agoes.

Selain itu, produk UMKM yang bisa masuk hotel dan restoran harus berkualitas dan telah dikurasi.

“Contohnya adalah produk UMKM yang dikemas dengan beragam packaging, ada harga ada kualitas. Jadi pilihan, UMKM mana yang cocok dengan masing-masing hotel sehingga yang kami tampilkan juga pilihan,” ucap Agoes.

Beberapa kriteria yang wajib diperhatikan, mulai dari packaging, perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), hingga sertifikat halal.

Namun, setiap restoran dan hotel juga mempertimbangkan produk yang benar-benar dibutuhkan.

“Kalau yang paling banyak masih seperti kuliner, keripik, oleh-oleh, suvenir, batik juga,” katanya.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.