Doktor Pariwisata UNUD Dorong Bali Jadi Destinasi Wellness Tourism Kelas Dunia
ihgma.com – Wellness atau gaya hidup yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh baik dari segi fisik, mental, emosional dan spiritual kini menjadi tren yang dibutuhkan ditengah dinamika kehidupan yang semakin kompleks.
Co-Founder dan Direktur Bali Wellness and Beauty Expo 2025, Dr. Diah Permana Tirtawati menargetkan untuk mewujudkan Bali sebagai destinasi wellness kelas dunia.
5.000 partisipan dari industri wellness dari berbagai negara bakal berkumpul di Bali selama tig ahari pada 27–29 Juni 2025 di Bali Beach Convention, Bali Beach Hotel The Sanur.
“Expo berskala internasional ini menjadi wadah bagi para pelaku industri welness untuk bertemu, berjejaring, serta berbagi inovasi terbaru,” ujar Dr Diah, seperti dikutip dari Tribun Bali pada Minggu 16 Februari 2025.
Peraih gelar Doktor Pariwisata dari Universitas Udayana ini terus berupaya mempromosikan Bali sebagai destinasi wellness secara road show di berbagai negara dunia.
“Kami sedang mempromosikan BWB Expo 2025 ini di Australia dan melanjutkannya ke India, Timur Tengah, dan Eropa,” kata dia.
Pihaknya menegaskan bahwa upaya ini sebagai bentuk kontribusi bagi pariwisata Bali sehingga membutuhkan dukungan dari Bali Tourism Board (BTB) atau GIPI Bali.
“Kami ingin berkontribusi bagi pariwisata Bali, dan tidak bisa berjalan sendiri. Ini adalah upaya dari Bali untuk Bali, bagaimana kami menempatkan Bali sebagai destinasi wellness berkualitas,” bebernya.
Lanjutnya, bahwa BWB Expo 2025 mendatang bukan sekadar menghadirkan event berskala internasional, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang besar bagi Bali.
“Expo ini tidak hanya menghidupkan industri event di Bali, tetapi juga membuka peluang bisnis dan investasi yang berkontribusi pada devisa daerah,” ucap dia.
Pihaknya mempertemukan para ahli dan inovator di bidang wellness untuk berdiskusi, melakukan riset, serta memperkenalkan berbagai produk dan inovasi terbaru.
“Dengan demikian, Bali tidak hanya menjadi tujuan, tetapi juga pusat perkembangan industri wellness global,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa konsep hybrid conference yang diangkat dalam disertasinya menjadi salah satu dasar penyelenggaraan expo ini.
“Dalam disertasi saya, saya meneliti tentang manajemen hybrid green conference di Bali pasca pandemi COVID-19 sebagai bagian dari strategi menuju pariwisata berkelanjutan,” tuturnya.
“Konsep ini bisa diterapkan dalam BWB Expo 2025 agar dapat menjangkau lebih banyak peserta secara global tanpa mengesampingkan aspek keberlanjutan,” sambung Dr Diah.
Dr. Diah menekankan bahwa keberlanjutan (sustainability) adalah aspek krusial dalam penyelenggaraan event MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).
Ia mencontohkan keberhasilan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang telah berjalan selama 11 tahun sebagai model acara berkelanjutan.
“Kami tidak ingin expo ini hanya berlangsung satu kali, lalu selesai begitu saja. Kami ingin membangun acara ini untuk jangka panjang. Untuk itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama BTB/GIPI Bali, menjadi kunci utama,” katanya.
“Walaupun sektor pariwisata memiliki banyak bidang, kita harus terus bersinergi, saling mendukung, dan memperkuat ekosistem industri ini bersama-sama,” imbuh Dr Diah.
Pihaknya berharap bahwa BWB Expo 2025 bisa berkembang menjadi event industri wellness terbesar di dunia, layaknya ITB Berlin, yang merupakan bursa pariwisata internasional terbesar di dunia.
“Kita bercita-cita agar Bali bisa memiliki event sekelas ITB Berlin, yang tidak hanya menjadi pameran pariwisata tetapi juga pusat inovasi dan pertemuan profesional. BWB Expo 2025 adalah langkah awal menuju impian tersebut,” pungkasnya.