Demonstran Anti-Pariwisata Hancurkan Ratusan Kursi Berjemur di Tenerife Spanyol
ihgma.com – Tenerife, salah satu destinasi wisata terkenal di Spanyol, menjadi saksi protes anti-pariwisata yang berujung pada aksi vandalisme besar-besaran.
Demonstran menghancurkan ratusan kursi berjemur di dua pantai populer, menyuarakan penolakan terhadap ekspansi pariwisata yang dinilai merugikan masyarakat lokal dan lingkungan.
Dilansir Kompas dari laman EuroNews, lebih dari 230 kursi berjemur dirusak di Pantai Las Vistas dan El Camison pada Kamis, 5 Desember 2024.
Kursi-kursi tersebut ditemukan dalam kondisi hancur, dengan coretan grafiti bertuliskan pesan-pesan seperti “Canarias se defiende” (Kepulauan Canary membela diri) dan “Canarias no se vende” (Kepulauan Canary tidak untuk dijual).
Sebuah video yang beredar menunjukkan para pelaku memotong kursi dengan pisau, menyebabkan kerugian hingga 5.000 euro atau sekitar Rp 83 juta.
Dewan Kota Arona menyebut aksi tersebut sebagai serangan terkoordinasi yang tidak hanya merugikan sektor pariwisata tetapi juga mencoreng reputasi budaya daerah tersebut.
Wali Kota Fátima Lemes mengecam tindakan vandalisme tersebut, menyatakan bahwa pelanggaran ini dapat dikenai hukuman, dan meminta warga untuk membantu mengidentifikasi para pelaku.
Eskalasi Protes Anti-Pariwisata
Kejadian ini mencerminkan meningkatnya sentimen anti-pariwisata di Kepulauan Canary. Pada April 2024, ribuan demonstran turun ke jalan menuntut pembatasan pembangunan hotel dan resor baru. Aktivis lokal berpendapat bahwa ekspansi pariwisata yang tidak terkendali merusak lingkungan, menaikkan biaya hidup, dan menekan layanan publik.
Di beberapa wilayah lain, demonstrasi anti-pariwisata bahkan telah memengaruhi aktivitas turis secara langsung. Misalnya, pengunjuk rasa di Playa de las Americas sempat mengintimidasi wisatawan yang sedang berjemur. Sementara di Seville, aksi vandalisme terhadap properti wisata seperti apartemen Airbnb juga terjadi.
Dampak Ekonomi dan Perspektif Berbeda
Meskipun protes anti-pariwisata semakin sering terjadi, tidak semua penduduk mendukung gerakan ini. Pariwisata menyumbang lebih dari sepertiga perekonomian Kepulauan Canary dan menyediakan 40 persen lapangan kerja.
Menurut Lembaga Statistik Nasional Spanyol, kunjungan wisatawan internasional ke Kepulauan Canary meningkat 10,3 persen pada 2023, menghasilkan pendapatan hingga 20 miliar euro.
Namun, aktivis seperti Daniel Cabrera menyoroti bahwa 75 persen dari pendapatan tersebut justru mengalir ke luar negeri. Mereka menuntut model pariwisata yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan investor besar tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Di sisi lain, pemilik bisnis Augusto Ferreira menekankan pentingnya pariwisata bagi kelangsungan ekonomi wilayah tersebut. Ia bahkan mengorganisasi protes balasan bertajuk “Lanzarote Loves Tourism” untuk mendukung keberlanjutan industri pariwisata.
Upaya Meredakan Ketegangan
Sebagai tanggapan atas sentimen anti-pariwisata, beberapa kota di Spanyol telah memberlakukan pembatasan untuk mengurangi dampak negatif pariwisata massal.
Barcelona melarang apartemen wisata jangka pendek mulai 2028, sementara Palma de Mallorca membatasi jumlah kapal pesiar yang berlabuh.
Meski langkah-langkah ini bertujuan untuk meredakan ketegangan, perdebatan tentang keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata utama Spanyol terus berlanjut, dan aksi di Tenerife menunjukkan bahwa isu ini masih jauh dari selesai.