BMKG Akan Hadirkan Aplikasi Prakiraan Cuaca untuk Pariwisata Labuan Bajo mulai Oktober 2024
ihgma.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menghadirkan aplikasi informasi cuaca di tempat wisata.
Bedanya, aplikasi ini juga akan berisi seputar informasi dampak yang akan terjadi di tempat wisata terkait cuaca.
“Berbentuk aplikasi khusus seperti info BMKG, cuma untuk wilayah pilot project-nya di Labuan Bajo. (Mulai diluncurkan) November-Desember 2024 rencananya, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di gedung Sapta Pesona, Jakarta, seperti dikutip dari Kompas pada Senin (19/8/2024).
Ia melanjutkan, peluncuran aplikasi itu bertepatan dengan fenomena La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan.
Dwi melanjutkan, informasi mengenai prakiraan cuaca secara keseluruhan memang sudah ada di setiap destinasi wisata di Indonesia.
Namun, khusus informasi detail mengenai dampak yang akan terjadi dan cara menyikapi potensi dampak tersebut baru akan dilakukan untuk destinasi wisata Labuan Bajo.
“Kontennya tidak hanya suhu udara berapa, apakah akan terjadi hujan atau berawan, tidak cukup hanya itu. Namun, juga potensi dampaknya, lalu apa yang harus dilakukan, bagaimana cara menyikapinya? ini sangat penting bagi para wisatawan,” kata Dwi.
Dwi menegaskan, prakiraan dampak yang akan terjadi di tempat wisata ini tidak bertujuan untuk menakut-nakuti wisatawan. Justru, katanya, agar wisatawan membuat perencanaan yang matang sebelum berkunjung ke destinasi wisata.
Informasi detail mengenai dampak prakiraan cuaca ini, lanjut Dwi, sangat penting, khususnya bagi wisatawan yang akan melakukan kegiatan mendaki.
“Tidak cukup hanya (informasi) hujan, tapi bagaimana dampaknya, lalu rekomendasinya, harus bagaimana, apakah harus mengenakan baju hangat atau malah jangan terlalu hangat karena (suhunya) sangat panas” terang Dwi.
Aplikasi mengenai informasi prakiraan cuaca dan dampak yang akan terjadi ini, tidak hanya bisa diakses oleh wisatawan nusantara (wisnus), tetapi juga bagi wisatawan mancanegara (wisman).
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, sekaligus sebagai Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores Frans Teguh menyampaikan, aplikasi ini penting, terutama di Labuan Bajo.
“Labuan Bajo ini masuk dalam kategori kegiatan berwisata berisiko tinggi, sehingga memang sensitif terhadap cuaca. Ini sangat penting,” kata Frans dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Frans menilai, dengan adanya data lokal berisi informasi detail seputar cuaca dan dampaknya di Labuan Bajo, ini akan sangat membantu wisatawan. Terutama dari aspek keselamatan dan keamanan.
Sehingga, kata Frans, ini akan meningkatkan kenyamanan wisatawan ketika berwisata ke Labuan Bajo.