Bebas Visa Kunjungan Ditargetkan Rampung Sebelum Pemerintahan Jokowi Berakhir
ihgma.com – Bebas Visa Kunjungan ditargetkan rampung sebelum masa pemerintahan Presiden Joko Widodo-Maruf Amin berakhir.
“Target untuk Bebas Visa Kunjungan, kita sudah mendapatkan sinyal bahwa ini (rampung) sebelum akhir pemerintahan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, seperti dikutip dari berita Kompas pada Senin (8/7/2024).
Lebih lanjut disampaikan bahwa saat ini progres Bebas Visa Kunjungan sudah pada tahap finalisasi.
Dalam kesempatan yang sama, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya menambahkan bahwa Bebas Visa Kunjungan saat ini sudah selesai secara prosedur.
Di dalam Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Bebas Visa Kunjungan ini, kata Nia, terdapat Pasal 5 yang menerangkan bahwa Bebas Visa Kunjungan akan Dievaluasi enam bulan sekali.
“Bebas Visa Kunjungan akan dievaluasi (setiap) enam bulan, dan itu nanti bisa ditambahkan melalui Permenkumham (Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia),” kata Nia, Senin.
Adapun negara yang masuk ke dalam daftar penerima Bebas Visa Kunjungan, kata Nia, meliputi 10 negara ASEAN, dan beberapa negara tambahan.
“Tapi poinnya, ada pasal yang memungkinkan penambahan (dan) pengurangan (daftar negara) dalam bentuk produk hukum Permenkumham,” kata Nia.
Negera yang dapat bebas visa
Menyambung penjelasan Nia, Sandi menuturkan bahwa daftar 20 negara yang diajukan sebagai penerima Bebas Visa Kunjungan ialah negara asal wisatawan yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian Indonesia.
Tidak hanya itu, tambahnya, pertimbangan pemilihan daftar negara ini juga disesuaikan dengan aspek keamanan.
Menambahkan dari Kompas.com (7/12/2023) negara-negara yang diajukan mendapat Bebas Visa Kunjungan meliputi: Australia, China, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Uni Emirat Arab (UAE), Arab Saudi, dan Belanda.
Kemudian, ada Jepang, Rusia, Taiwan, Selandia baru, Italia dan Spanyol. Lalu, ada Arab Saudi dan Qatar serta beberapa negara tambahan lainnya yang selama ini berkontribusi dalam investasi ke Indonesia.