Bangun KEK Kesehatan Bali, 2 BUMN Karya Ini Dipuji Erick

0

ihgma.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengapresiasi kolaborasi sejumlah BUMN dalam menghadirkan terobosan berupa kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan Sanur di Denpasar, Bali. Erick menyampaikan KEK Sanur akan jadi pusat layanan kesehatan kelas dunia dan magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism.

Saat ini, proses pembangunan rumah sakit (RS) berstandar internasional, Bali International Hospital (BIH) dan revitalisasi Hotel Grand Inna Bali Beach sedang berlangsung dan ditargetkan rampung akhir tahun. Hal ini menjadi buah kerja sama apik antara holding BUMN pariwisata dan pendukung atau InJourney, dengan sejumlah BUMN karya.

“InJourney membangun kawasan, tidak sepotong-sepotong, lalu di sini juga ada bos-bos (BUMN) karya, jadi tidak semua (BUMN) karya jelek, bagus karya yang ini, ada Nindya Karya, PT PP,” ujar Erick saat meninjau progres pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (6/7/2023).

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Dengan nilai investasi Rp 1,4 triliun, Erick mengatakan Nindya Karya dan PT PP mampu merevitalisasi Hotel Grand Inna Bali Beach dan exhibition atau tempat pertemuan terbesar di Bali. Erick menyampaikan, Hotel Grand Inna Bali Beach akan soft opening pada September mendatang dan beroperasi penuh pada awal tahun depan.

“Sementara, exhibition atau area meeting ini jadi yang terbesar di Bali, bisa menampung 5.000 orang dengan 20 ruang meeting, terbagus dan terbesar di Bali. Bahkan ada yang sudah pesan untuk lima tahun ke depan untuk medical conference,” ucap Erick.

Erick menilai, keberhasilan Nindya Karya dan PT PP patut mendapatkan apresiasi, dalam meningkatkan layanan kesehatan dan daya saing sektor kesehatan Indonesia di kancah internasional.

Foto: IstimewaErick Thohir RS BUMN Bali
Foto: Istimewa
Erick Thohir RS BUMN Bali

“Kadang-kadang kita selalu terbelenggu dengan utang-utang. Total utang BUMN itu Rp 1.600 triliun, modalnya Rp 3.200 triliun. Jadi kalau kita usaha biasanya utangnya 70 persen, modalnya 30 persen, ini kebalik, utang cuma 34 persen utang, modalnya yang 66 persen,” lanjut Erick.

Erick menyampaikan, BUMN karya dengan segala tantangan tetap berkomitmen melakukan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian bangsa dan juga menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini yang terkadang luput dari perhatian banyak pihak terhadap upaya BUMN karya dalam mengemban misi mulia tersebut.

“Contoh ini total proyek Rp 1,4 triliun, jadi hotel dan exhibition center dan yakin untung karena membuat sesuatu terobosan, membuat kawasan khusus ekonomi kesehatan pertama. Inilah kalau mau kompetisi dengan negara-negara Asia Tenggara kita harus punya sebuah proyek yang nyata dan punya nilai jual,” kata Erick.

Leave A Reply

Your email address will not be published.