Agoda Eco Deal, Donasi USD 1 untuk Habitat Laut di Asia Tenggara dan Australia

0

Jakarta – Platform perjalanan digital Agoda meluncurkan program Eco Deals dan bermitra dengan World Wide Fund for Nature Singapore atau WWF Singapore. Dalam program ini, pelanggan Agoda dapat berdonasi USD 1 dari setiap pemesanan untuk konservasi WWF Offices dalam memulihkan habitat laut, seperti terumbu karang dan hutan bakau di Asia Tenggara, atau melindungi satwa yang terdampak banjir di Australia.

Melansir Tempo, Agoda Regional Vice President Southeast Asia and Oceania, Enric Casals mengatakan, di dunia pascapandemi Covid-19, orang-orang semakin sadar akan dampak yang mereka timbulkan pada tempat yang dikunjungi. “Dari situ, mereka aktif mencari cara dan sarana untuk membuat jejak ekologi,” kata Casals dalam keterangan tertulis Agoda, Sabtu, 11 Juni 2022. “Kami memberikan peluang bagi konsumen untuk “memberikan kembali” melalui Eco Deals Agoda sekaligus sebagai tanggung jawab sosial Agoda.”

Survei Sustainable Travel Trends Agoda pada 2021 menunjukkan, konsumen ingin berwisata dengan cara yang lebih berkelanjutan. Mereka juga prihatin ketika melihat pantai dan sungai tercemar. Adapun urutanwisatawan yang menunjukkan kepedulian tertinggi pada lingkungan adalah Filipina di posisi pertama. Kedua adalah wisatawan Indonesia, Australia, dan Malaysia; dan ketiga bagi wisatawan Singapura.

Program Agoda Eco Deal kolaborasi Agoda dengan WWF ini berlaku mulai 8 Juni 2022 sampai 8 Desember 2022 bagi wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Australia. “Banyak orang bepergian ke berbagai wilayah di Asia Tenggara dan Australia untuk melihat pantai-pantai yang cantik, laut sebening kristal, dan kesempatan luar biasa untuk menyelam di sekeliling terumbu karang. Kita harus memastikan tempat-tempat ini tetap terjaga agar generasi mendatang bisa menikmatinya,” kata Casals.

Chief Executive Officer World Wild Fund for Nature Singapore (WWF-Singapore), R. Raghunathan mengatakan, laut adalah ekosistem terbesar di planet ini karena mencakup lebih dari 70 persen permukaan Bumi. “Sayangnya, banyak ekosistem laut yang menghadapi ancaman eksistensial karena aktivitas manusia. Dan kita harus bertindak sekarang,” ujarnya.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.