Perjalanan untuk Kecantikan dan Kuliner jadi Tren Traveling 2026
ihgma.com – TREN traveling berubah sepanjang masa. Perjalanan kini bukan lagi sekadar melihat dunia, tapi juga menjadi kesempatan bagi pelancong untuk memiliki banyak waktu untuk diri sendiri, menemukan jati diri, mendalami pengalaman budaya, alam, dan banyak lagi.
Skyscanner’s Travel Trends Report 2026 menyebutkan bahwa masa depan perjalanan bersifat personal, bertujuan, dan imersif. Berdasarkan survei global, laporan tersebut mengidentifikasi tren yang menunjukkan bagaimana orang ingin menjelajahi dunia di tahun mendatang, baik itu terhubung dengan budaya, menikmati kesehatan, atau menjelajahi sudut-sudut dunia yang belum terjamah.
Berikut tren perjalanan menurut Skyscanner’s Travel Trends Report 2026 seperti dikutip dari berita Tempo.
1. Glowmads
Glowmads berarti bepergian bukan hanya untuk bersantai, tetapi juga untuk memulihkan, menyegarkan, dan menemukan kembali diri mereka. Ini berarti para pelancong melakukan perjalanan untuk kecantikan, kesehatan, dan perawatan diri. Menurut Skyscanner, perjalanan yang berfokus pada ritual perawatan kulit, pengalaman spa, dan perawatan kecantikan sedang meningkat. Destinasi seperti Seoul yang terkenal dengan K-beauty, Tokyo, dan Paris yang trekenal dengan apoteknya telah menjadi tujuan populer bagi wisatawan yang mencari peremajaan kulit.
2. Shelf Discovery
Banyak wisatawan melakukan perjalanan untuk menemukan cita rasa autentik dan hidden gem. Dalam tren Shelf Discovery, wisatawan menjelajahi pasar lokal, supermarket, dan toko khusus, misalnya untuk mencicipi keju langka di Prancis atau menemukan jajanan kaki lima di Bangkok. Mereka ingin makan seperti penduduk lokal.
3. Liburan ke Gunung
Pegunungan bukan lagi sekadar destinasi musim dingin, kini dataran tinggi menjadi destinasi sepanjang tahun. Hal yang membuat pegunungan menarik bagi pelancong adalah lanskap yang tenang, udara yang segar, dan suasana alamnya. Menurut Skyscanner, wisatawan semakin banyak memesan penginapan di penginapan pegunungan, tempat peristirahatan di pegunungan, dan stasiun bukit, bahkan di luar musim puncak.
4. Traveling karena Buku
Hampir 50 persen wisatawan dalam survei Skyscanner melaporkan bahwa mereka dipengaruhi oleh sastra saat merencanakan perjalanan, mulai dari festival sastra hingga tempat-tempat yang dipopulerkan oleh penulis atau buku favorit. Tempat-tempat yang dikunjungi itu menghubungkan imajinasi dengan kenyataan, misalnya mencari jejak Sherlock Holmes di London.
5. Solo Traveling untuk Aktivitas Sosial
Tren perjalanan solo mulai berkembang beberapa tahun terakhir, namun untuk tahun depan, solo traveling didorong oleh tujuan. Selain menjelajah, wisatwan melakukan perjalanan sendiri untuk keterlibatan yang bermakna dengan komunitas lokal, seperti menjadi sukarelawan, berpartisipasi dalam ritual lokal, atau bergabung dengan aktivitas kelompok.
6. Liburan Tiga Generasi
Selain solo traveling, liburan dengan keluarga tiga generasi juga banyak dilakukan menurut Skyscanner. Liburan keluarga kini mencakup kakek-nenek, orang tua, dan anak-anak, menciptakan pengalaman multigenerasi. Destinasi dan aktivitas yang dipilih menarik minat segala usia, seperti petualangan, relaksasi, dan keterlibatan budaya.
7. Destination Check-in
Hotel atau resor bukan lagi pelengkap traveling tapi sudah menjadi tujuan utama. Wisatawan saat ini memesan penginapan berdasarkan arsitektur, fasilitas, dan pengalaman di lokasi yang unik.