100 Lebih Hotel di Bali Kena Retas! Pelaku Ganti Telepon dan Rekening di Google Bisnis
ihgma.com – Lebih dari 100 hotel di Bali diretas akun Google Bisnis. Peretasan ini telah mengakibatkan kerugian signifikan terutama bagi para tamu hotel yang berisiko tertipu oleh pelaku kejahatan siber.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, ini sudah meresahkan. Kata dia, pihak hotel pun juga bingung dengan peretasan ini.
“Memang cukup meresahkan karena lebih dari 100 hotel yang kena hackers untuk Google Bisnis account kita diganti untuk reservasinya nomor telepon hotel kemudian yang paling ini (bahaya) nomor rekening,” jelasnya, seperti dikutip dari berita Tribun Bali pada Rabu (14/8).
“Itu kan yang membahayakan kalau orang booking, orang enggak tahu kan masuk ke rekening mereka pembayarannya kan berat. Kami di hotel bingung karena nggak ada reservasi,” sambungnya.
Kata dia, peretas mengganti nomor telepon dan rekening bank yang tercantum di akun Google Bisnis hotel-hotel tersebut. Akibatnya, pembayaran yang dilakukan oleh tamu masuk ke rekening pelaku.
Sementara itu, pihak hotel pun tidak menerima informasi reservasi apapun. Meskipun situasi ini sangat mengkhawatirkan, ia bersyukur bahwa pihak hotel segera menyadari adanya peretasan.
“Kami mengimbau agar selalu mengecek bisnis account daripada hotel-hotel itu sendiri. Kemudian kalau ada ditemukan cepat diganti dan juga dilaporkan ke bagian siber Polri,” imbuhnya.
PHRI Bali, bekerja sama dengan PHRI Pusat, saat ini sedang mengambil langkah-langkah untuk menangani kasus ini, termasuk berencana melapor ke pihak kepolisian siber dan telah mengadakan konferensi pers untuk menginformasikan kejadian ini kepada publik.
Rai Suryawijaya menjelaskan memang belum ada laporan tamu yang kena tipu. “Belum, karena keburu kami tahu bahwa ini ada. Kami juga mengimbau kepada customer agar selalu mengkonfirmasi langsung ke hotel, sementara akun-akun yang bermasalah itu sudah kami closed dulu,” jelasnya.
Ia menjelaskan, kasus peretasan ini paling banyak terjadi di Badung. Namun jumlah pasti hotel yang kena retas di seluruh Bali belum diketahui. “Di Bali lebih dari 100, lebih banyak (terbanyak) di Badung,” ungkapnya.
Peretasan ini dilaporkan terjadi sejak dua hari lalu, dengan awal mula diketahui saat beberapa tamu melaporkan bahwa mereka tidak mendapatkan kamar meskipun sudah melakukan reservasi dan pembayaran.
“Kalau tidak salah tanggal 11 sudah mulai orang booking kok nggak ada kamar, dia kan menggantikan nomor hotelnya dan juga nomor rekening hotel itu,” jelas dia.
Rai Suryawijaya juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sistem keamanan Google Bisnis yang dinilai lemah, sehingga memungkinkan peretas untuk mengganti informasi penting di akun hotel.
“Yang bisa merubah adalah manajemen atau owner properti. Tidak bisa orang lain. Orang lain bisa melihat fasilitas, berapa harganya, namun seharusnya tidak bisa merubah nomor teleponnya, nomor rekeningnya tapi kok bisa. Ini berarti ada kelemahan daripada sistem. Maka perlu ditindaklanjuti,” tegasnya.
PHRI Bali sudah melakukan komunikasi dengan Google Indonesia terkait masalah ini. “Ya, pihak Google Indonesia sudah memberikan statement mereka mengimbau agar direvisi lagi untuk bisnis account yang kena masalah,” tuturnya.
Rai Suryawijaya berharap Google dapat memberikan solusi yang lebih permanen untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. “Jadi harus sistem permanen yang bisa merubah adalah owner properti,” pungkasnya.