Turis China Banyak Kunjungi Jatim, tapi Tingkat Hunian Hotel Turun
ihgma.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren wisata ke Jawa Timur (Jatim) menunjukkan dinamika beragam pada Agustus 2025. Jumlah kunjungan wisman melonjak dan wisnus menurun. Selain itu, tingkat hunian hotel juga terpantau masih tertekan menandakan pemulihan sektor pariwisata belum sepenuhnya stabil.
Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli menjelaskan jumlah kunjungan wisman ke Jatim pada Agustus mengalami peningkatan sebesar 8,67% (month-to-month/mtm), dari 34.421 kunjungan pada Juli menjadi 37.406 kunjungan pada Agustus.
Jumlah kunjungan tersebut didominasi oleh turis asal China, yang mencapai 34,19% dari keseluruhan wisman yang melancong ke Jatim.
“Pada bulan Agustus 2025 jumlah kunjungan wisman ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda sebanyak 37.406 kunjungan. Kondisi tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,67% dibandingkan dengan kondisi pada bulan Juli 2025 sebanyak 34.421 kunjungan,” ungkap Zulkipli seperti dikutip dari berita Bisnis pada Jumat (10/10/2025).
Walau jumlah wisman meningkat bila dibanding dengan Juli 2025, Zulkipli membeberkan, jumlah wisman yang datang ke Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 3,06% bila dibanding dengan Agustus 2024 (year-on-year/YoY).
“Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2024, jumlah wisman yang datang ke Jawa Timur mengalami penurunan hingga 1.181 kunjungan, dengan jumlah wisman pada Agustus 2024 sebanyak 38.587 kunjungan. Diharapkan jumlah kunjungan wisman ke Jawa Timur pada bulan-bulan berikutnya dapat mengalami peningkatan,” beber Zulkipli.
Sementara untuk perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dengan tujuan Jawa Timur tercatat mencapai 16,06 juta perjalanan pada Agustus 2025. Jumlah tersebut merosot tajam hingga 9,55% bila dibanding dengan periode Juli 2025 (m-to-m) dan naik 10,13% bila dibandingkan Agustus 2024 (y-on-y).
“Berdasarkan daerah tujuan, ibukota Jawa Timur, Kota Surabaya menjadi daerah tujuan perjalanan wisata dengan angka tertinggi, mencapai 2,01 juta perjalanan pada Agustus 2025 atau sekitar 12,53% dari total perjalanan wisnus tujuan Jawa Timur,” papar Zulkipli.
Sementara itu, persentase tingkat hunian hotel di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur pada Agustus 2025 sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Zulkipli menjelaskan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel Bintang, mulai dari Bintang 1 hingga Bintang 5 mengalami penurunan sebesar 3,68 poin (mtm) pada Agustus 2025.
Secara tahunan atau dibandingkan Agustus 2024 merosot sebesar 7,57 poin (YoY). Untuk TPK hotel non-bintang juga kompak menurun, yakni sebesar 1,64 poin (mtm) dibanding bulan Juli 2025 dan 1,75 poin (YoY) dibanding bulan Agustus 2024.
“Penurunan TPK pada Agustus 2025 dipengaruhi oleh penurunan TPK yang terjadi pada semua kelas hotel bintang. Angka TPK ini berarti pada bulan Agustus 2025 dari setiap 100 kamar yang disediakan oleh seluruh hotel bintang yang ada di Provinsi Jawa Timur, setiap malamnya sekitar 48 hingga 49 kamar telah terjual,” ungkapnya.
Zulkipli menjelaskan besaran TPK hotel tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain letak yang strategis dengan pusat bisnis, destinasi wisata, serta fasilitas transportasi seperti bandara dan stasiun.
“Selain itu, kualitas pelayanan yang baik, fasilitas lengkap, serta harga yang kompetitif juga menjadi daya tarik bagi tamu. Adanya kegiatan berskala besar, seperti konferensi, festival, atau musim liburan turut meningkatkan permintaan kamar, sehingga hotel lebih mudah dijangkau oleh wisatawan maupun pelaku bisnis,” pungkasnya.