Okupansi Hotel di Senggigi Mulai Stabil Pasca MotoGP Mandalika

0

ihgma.com – Setelah euforia besar ajang MotoGP Mandalika 2025, kawasan wisata Senggigi kembali menjadi sorotan. Antusiasme wisatawan membuat tingkat hunian hotel di kawasan ini melonjak signifikan. Namun, tren tersebut sempat mengalami penurunan sementara sebelum kembali naik menjelang pertengahan Oktober.

General Manager Hotel Merumatta, Fahrurrozi, mengungkapkan tingkat okupansi hotel pada puncak gelaran MotoGP mencapai 70 hingga 80 persen, bahkan di beberapa titik mencapai hampir penuh.

“Untuk Senggigi sendiri sekitar 70 persen, ada juga yang sampai 80 persen. Saya pikir ini termasuk sukses untuk kawasan Senggigi,” ujar Fahrurrozi, seperti dikutip dari RRI padaKamis (9/10/2025).

Namun, setelah seminggu pasca ajang internasional tersebut, okupansi sempat turun ke kisaran 40–50 persen. Ia menjelaskan, fenomena itu wajar karena banyak wisatawan yang membutuhkan waktu istirahat dan pemulihan keuangan setelah mengeluarkan biaya besar saat MotoGP.

General Manager Hotel Merumatta, Fahrurrozi saat ditemui RRI di Hotel Merumatta, Senggigi, Lombok Barat,(Foto:RRI/RyanMuchdar).
General Manager Hotel Merumatta, Fahrurrozi saat ditemui RRI di Hotel Merumatta, Senggigi, Lombok Barat,(Foto:RRI/RyanMuchdar).

“Biasanya orang perlu break dulu setelah euforia besar seperti MotoGP. Tapi minggu ke-3 sudah mulai naik lagi sampai 80–90 persen, sudah banyak yang konfirmasi menginap,” tambahnya.

Meski demikian, pihak hotel tetap menahan diri untuk tidak menaikkan harga secara berlebihan. “Kami tidak mau aji mumpung. Harga tetap kami jaga agar tetap reasonable dan bisa dijangkau wisatawan,” tegasnya.

Menurutnya, kondisi saat ini masih tergolong high season, dan proyeksi tingkat hunian hotel diperkirakan tetap tinggi hingga akhir Desember. “Target tahun ini hampir tercapai, tinggal kami isi sedikit lagi,” ujarnya optimis.

Fahrurrozi juga menyoroti pentingnya peningkatan akses transportasi udara langsung ke Lombok, terutama dari kota-kota besar di luar Jawa. “Ada tamu dari Bangka Belitung harus transit dua kali hanya untuk ke Lombok. Ini bisa diantisipasi kalau saat event besar seperti MotoGP, dibuka saja direct flight dari kota-kota besar,” jelasnya.

Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah dan stakeholder pariwisata menetapkan batas harga hotel berdasarkan kelas bintang untuk menjaga keseimbangan pasar. “Kalau ada batas atas dan batas bawah tiap kategori hotel, harga akan lebih teratur. Tidak ada lagi yang main harga seenaknya di kawasan wisata,” ujarnya.

Fahrurrozi juga berharap promosi pariwisata Lombok pada event internasional berikutnya bisa lebih masif, agar efek ekonomi tak hanya terasa sesaat, tapi juga berkelanjutan. “Kalau promosi dan akses penerbangan diperkuat, saya yakin okupansi hotel bisa stabil dan makin tinggi sepanjang tahun,” pungkasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.